Pemerintah Indonesia terus menerus menyatakan bahwa kendaraan listrik (EV) adalah masa depan transportasi di tanah air. Tanda terbaru datang pada 20 April 2023, selama pertemuan Forum Ekonomi Utama tentang Energi dan Iklim (MEF). Presiden Indonesia Joko Widodo telah bergabung dengan 16 pemimpin lainnya untuk mengumumkan tujuan iklim global dan komitmen nasional berdasarkan ketentuan Perjanjian Iklim Paris.
Secara khusus, peserta MEF mengumumkan Target kolektif untuk kendaraan tanpa emisi (ZEV) yang bertujuan, pada tahun 2030, untuk melistriki lebih dari 50 persen kendaraan tugas ringan (LDV) dan setidaknya 30 persen kendaraan tugas menengah dan berat (MHDV). ZEV didefinisikan sebagai kendaraan listrik baterai, kendaraan listrik hibrida plug-in, dan sel bahan bakar. Diperkirakan bahwa setiap negara akan menetapkan target pangsa pasar nasionalnya sendiri untuk LDV dan MHDV selama COP28 bulan November di Dubai.
Indonesia berperan penting dalam upaya global ini, tidak hanya sebagai pasar otomotif terbesar di kawasan ASEAN, tetapi juga sebagai sumber utama komponen baterai kendaraan listrik yang vital. Misalnya, Indonesia adalah pengekspor nikel terbesar di dunia, dan merupakan sumber kobalt dan tembaga yang penting. Dalam tiga tahun terakhir saja, pemerintah telah menandatangani kesepakatan senilai lebih dari US$15 miliar dengan perusahaan internasional untuk menambang dan memurnikan nikel serta memproduksi baterai di dalam negeri. daftar untuk mitra Produsen mobil dan baterai termasuk Hyundai, Ford, VW, Wuling, CATL, LG, dan Foxconn. Peningkatan fokus pada kemitraan ini masuk akal mengingat larangan Indonesia tahun 2020 ekspor nikel mentah; Produksi dalam negeri sangat menguntungkan perekonomian Indonesia.
Pengumuman Indonesia tentang target ZEV di MEF merupakan tonggak sejarah. Hal ini, dalam evaluasi ICCT, merupakan salah satu langkah kunci dalam mengembangkan roadmap kebijakan kendaraan listrik di Indonesia. Ini adalah bagian dari serangkaian kebijakan baru-baru ini yang diterapkan oleh Pemerintah Indonesia. Pada Maret 2023, Kementerian Keuangan dan Perindustrian mengumumkan insentif besar-besaran bagi konsumen kendaraan listrik. Pemerintah menawarkan sekitar $500 untuk e-motor, dan pengurangan 10% Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk mobil dan bus. Agar memenuhi syarat untuk mendapatkan insentif ini, kendaraan listrik harus memenuhi LCC minimal 40%.
Pusat Internasional melawan Penyiksaan telah melacak pengumuman dan tindakan kebijakan nasional dan lokal dan membandingkannya dengan praktik terbaik global untuk pengembangan kebijakan kendaraan listrik. Untuk melanjutkan momentum dan kemajuannya, ICCT telah menggariskan enam tindakan utama jangka pendek untuk Indonesia. Secara khusus, pemerintah Indonesia harus mempertimbangkan:
- Adopsi komitmen nasional pada pangsa kendaraan listrik baru oleh COP28termasuk tidak hanya LDV dan MHDV, tetapi juga kendaraan roda dua (pasar kendaraan terbesar di negara itu dan menyumbang 26% dari semua emisi gas rumah kaca dalam transportasi).
- Evaluasi ulang tujuan Kementerian Perindustrian untuk produksi industri kendaraan listrik Mendefinisikan dengan jelas pangsa produksi, ekspor dan penjualan kendaraan listrik nasional pada tahun 2030 dan 2035, sejalan dengan target EV nasional mendatang.
- Mengamankan pembiayaan jangka panjang dan insentif untuk mendukung permintaan kendaraan listrik. Insentif moneter dan pajak saat ini membebani anggaran nasional. Salah satu opsi untuk mempertahankan insentif dalam jangka panjang dan mendukung tujuan EV adalah mengadopsi program fiskal dengan pajak karbon dioksida yang tinggi.2 Emisi kendaraan dan insentif pembayaran untuk pembelian kendaraan listrik dengan pembiayaan ini. Jenis program nol ini sangat berhasil mendorong permintaan kendaraan listrik di negara-negara seperti Prancis, Thailand, dan Singapura.
- Menetapkan mandat penjualan kendaraan listrik untuk memberi sinyal kepada produsen mobil bahwa masa depan Indonesia adalah listrik. Indonesia sudah memiliki industri otomotif yang kuat, tetapi pendekatannya terhadap dekarbonisasi terfokus pada biofuel dan hibrida. Mengamankan pasokan kendaraan listrik produksi dalam negeri, sejalan dengan perkembangan pertambangan dan manufaktur baterai nasional, serta tujuan yang telah ditetapkan, akan memastikan tersedianya berbagai model kendaraan listrik bagi konsumen Indonesia.
- Fokus pada elektrifikasi angkutan umum. Pemerintah Jabodetabek sudah menargetkan 100% elektrifikasi bus baru pada tahun 2030. Departemen Perhubungan dapat mengejar tujuan elektrifikasi nasional yang serupa untuk transportasi umum, dan memperluasnya untuk mencakup taksi, mobil dan sepeda motor.
- Persetujuan rencana pembangunan infrastruktur kendaraan listrik nasional. Ini akan memberikan kerangka kerja nasional untuk pengembangan infrastruktur kendaraan listrik dengan dukungan untuk pengambilan keputusan provinsi dan kota, dan dapat mencakup kebijakan pelengkap (misalnya, subsidi langsung untuk pengisi daya, tarif listrik preferensial).
Iklan di MEF sangat bersejarah. Pemerintah Indonesia akan mencapai tujuan iklim dan target ZEV dengan bertindak sekarang. Mereka akan membangun momentum untuk mengarahkan industri rantai pasok kendaraan dan kendaraan listrik nasional agar selaras dengan targetnya. Tidak diragukan lagi bahwa masa depan transportasi di Indonesia adalah listrik.
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian