POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Pemimpin Indonesia bantah tunda pemilu 2024 untuk perpanjang masa jabatan

Pemimpin Indonesia bantah tunda pemilu 2024 untuk perpanjang masa jabatan

Jakarta, Indonesia – Presiden Indonesia Joko Widodo pada Minggu membantah bahwa pemerintahannya berusaha untuk menunda pemilihan presiden 2024 setelah politisi terkemuka termasuk sekutu dekatnya mendukung gagasan untuk memperpanjang masa jabatannya di luar mandat hukum dua periode.

Pernyataannya itu disampaikan sehari sebelum mahasiswa berencana menggelar aksi unjuk rasa massal di Ibu Kota Jakarta, dan beberapa kota lainnya untuk menentang rencana yang diduga mengancam demokrasi itu. Protes mahasiswa di Indonesia seringkali berubah menjadi kekerasan.

Dalam rapat kabinet untuk membahas persiapan pemilu 2024, Jokowi memerintahkan para menterinya untuk menjelaskan kepada publik bahwa semua tahapan dan jadwal pemilu telah ditetapkan.

“Ini perlu klarifikasi agar tidak menyebar di masyarakat bahwa pemerintah sedang berusaha untuk menunda pemilihan atau spekulasi tentang perpanjangan masa jabatan presiden atau masa jabatan ketiga terkait dia,” kata Widodo dalam komentar yang dirilis oleh kantornya, Selasa. . Saluran YouTube resmi. Karena yang jelas kita sudah sepakat untuk menggelar pemilu pada 14 Februari 2024.”

Tokoh-tokoh kuat termasuk menteri kabinet Luhut Bensar Pandjitan dan Erlanga Hartarto, yang juga ketua partai Golkar dalam koalisi yang berkuasa, telah menyarankan untuk menunda pemilihan.

Panjitan, sekutu dekat Jokowi, baru-baru ini mengklaim bahwa data menunjukkan 110 juta orang Indonesia mendukung penundaan pemilu. Tidak jelas data apa yang dia kutip.

Laporan terbaru dari Kompas, sebuah jajak pendapat terkenal di Indonesia, menunjukkan bahwa Jokowi sangat populer di negara kepulauan berpenduduk lebih dari 270 juta orang dengan kepercayaan publik lebih dari 70%. Namun, jajak pendapat yang dilakukan Saif Mojani Research and Consulting menunjukkan bahwa lebih dari 70% menolak rencana untuk memperpanjang masa jabatannya.

Batasan dua masa jabatan presiden menjadi fokus Amandemen Pertama konstitusi Indonesia pada 1999, setahun setelah diktator Suharto digulingkan oleh protes besar-besaran pro-demokrasi.

Suharto telah memerintah Indonesia selama lebih dari tiga dekade melalui rezim yang otoriter dan seringkali penuh kekerasan. Di bawah pemerintahannya, korupsi dan pelanggaran hak merajalela ketika para elit menjarah ekonomi. Kejatuhannya menyebabkan berdirinya demokrasi di Indonesia, dan pembatasan masa jabatannya dimaksudkan untuk mencegah terulangnya masa lalu otoriternya.

Rabu lalu, Jokowi meminta para menterinya untuk mengatasi inflasi yang melonjak di negara itu daripada memicu kontroversi terkait pemilihan 2024.

“Tidak ada yang menyarankan perpanjangan (presiden) atau penundaan pemilihan lagi. Tidak ada lagi!” kata Widodo.

Pada bulan Juni tahun lalu, dia mengatakan pada konferensi pers bahwa dia berencana untuk mematuhi konstitusi ketika para pendukungnya mulai melayangkan gagasan bahwa masa jabatannya dapat diperpanjang secara hukum melalui amandemen konstitusi atau penundaan pemilihan.

Pendukung berpendapat bahwa perlu memberi Jokowi lebih banyak waktu untuk menangani pemulihan ekonomi yang runtuh selama pandemi dua tahun, dan untuk memungkinkan dia menyelesaikan agendanya, termasuk proyek untuk memindahkan ibu kota senilai $35 miliar ke Kalimantan.

Terlepas dari penolakannya, keraguan tetap ada tentang niatnya.

“Orang-orang masih skeptis tentang keraguan Jokowi mengenai masa jabatan ketiga,” kata Ujang Kumarudin, seorang analis politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, yang menggunakan nama panggilan umum Widodo. “Dugaan rencana menyimpang dari konstitusi dan itu akan menjadi pukulan besar bagi reformasi demokrasi Indonesia,” katanya, menambahkan bahwa mereka tidak dapat menghentikan mahasiswa turun ke jalan.

Widodo dilantik untuk masa jabatan lima tahun kedua dan terakhirnya pada Oktober 2019 dengan janji untuk mendukung demokrasi dan mengambil tindakan lebih berani melawan kemiskinan dan korupsi yang mengakar di negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar itu.

Dikenal karena gayanya yang membumi, Widodo juga merupakan presiden pertama di luar elit politik, bisnis, dan militer yang korup di negara ini. Ia dibesarkan di sebuah gubuk bambu sewaan di tepi sungai yang rawan banjir di kota Solo, Jawa, sering menampilkan dirinya sebagai seorang anak rakyat.

Karisma populernya membantunya memenangkan pemilihan walikota Solo dan gubernur Jakarta sebelumnya.