TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Kesehatan Pudi Gunadi Satikin mengatakan target pertemuan tingkat menteri nasional adalah menyediakan 50 juta vaksin Kovit-19 per bulan mulai September tahun ini. Vaksin Target Januari 2022.
“Rencananya dalam setahun selesai vaksinasi. Presiden awalnya minta selesai dalam 15 bulan, tapi diubah menjadi 12 bulan,” katanya dalam konferensi pers online di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan target adalah untuk memberikan 426 juta dosis pada Januari 2022, setelah dimulainya vaksinasi pada 13 Januari 2021.
Hingga 8 Juli 2021, vaksin baru mencapai 50 juta dosis per bulan, tambahnya.
“Oleh karena itu, kami membutuhkan 26 minggu dari Januari hingga Juli 2021, ketika 50 juta dosis pertama vaksin akan selesai,” katanya.
Menurut Sadiq, kementerian bekerja untuk mengelola 50 juta vaksin berikutnya pada 31 Agustus 2021.
“Oleh karena itu, kami sangat ingin mencapai target 50 juta dosis dalam enam minggu, dengan 50 juta dosis pertama dalam 26 minggu dan 50 juta dosis berikutnya dalam tujuh minggu (berakhir 31 Agustus),” katanya.
Ia mencontohkan, jika pemberian 50 juta dosis membutuhkan waktu empat minggu dalam sebulan, target 1,3-1,4 juta dosis per hari dapat tercapai.
“Tapi kalau vaksinasi 50 juta dosis itu bisa kita selesaikan dalam empat minggu, sedangkan kita targetkan 100 juta dosis pada Agustus. Kita punya empat bulan pada September, Oktober, November, dan Desember. Jutaan dosis lagi bisa diambil,” ujarnya. dijelaskan.
Jika strategi itu bisa digunakan, 30 juta dosis atau 70 persen dari total 426 juta dosis bisa dikelola hingga akhir 2021, katanya.
“Jika 50 juta dosis pertama selesai dalam 26 minggu, 50 juta dosis berikutnya ditargetkan selesai dalam tujuh minggu. Pada September, kami akan melihat apakah kami dapat meningkatkan dosis dari 100 juta menjadi 200 juta,” katanya. dikatakan.
Melangkah: Pemerintah gencarkan vaksinasi untuk capai herd immunity: Menteri BUMN
Di antara
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi