POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Pemerintah mendorong pendidikan dan pelatihan vokasi untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia

Pemerintah mendorong pendidikan dan pelatihan vokasi untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia

JAKARTA – Pemerintah mencanangkan Visi Indonesia 2045 untuk menjadi negara maju berpendapatan tinggi dengan PDB terbesar kelima di dunia.

Untuk mencapai hal tersebut, pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu kunci yang harus menjadi fokus bersama.

Selain itu, dengan peluang bonus demografi yang diperkirakan mencapai puncaknya pada tahun 2030, Indonesia mempunyai potensi besar untuk memanfaatkan peluang tersebut jika mampu mempersiapkan sumber daya manusianya dengan baik.

Untuk itu, pemerintah Indonesia memberikan prioritas tinggi pada upaya revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi atau pendidikan dan pelatihan vokal teknis (TVET).

Hal itu dilakukan melalui penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 Tahun 2022.

Poin penting dalam revitalisasi VET adalah dengan meningkatkan keterlibatan dunia usaha industri (DUDI) dalam kegiatan profesi, seperti penyusunan standar kompetensi dan kurikulum, pemberian magang, dan pemberian magang.

Model VET yang sebelumnya supply-driven kini juga diorientasikan menjadi demand-driven yang berorientasi pada kebutuhan pasar tenaga kerja. Perpres Nomor 68 Tahun 2022 juga menekankan pentingnya kerja sama antar kementerian/lembaga (K/L), pemerintah daerah, dan DUDI, serta lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi.

Upaya penguatan kerja sama tersebut dilakukan melalui Kelompok Koordinasi Nasional Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pendidikan Kejuruan (TKNV) di tingkat nasional, serta TKDV di tingkat daerah.

“Diharapkan melalui kerja sama dengan berbagai pihak, kita dapat menyiapkan sumber daya manusia yang dapat memenuhi kebutuhan industri (demand side), dan memperoleh masukan-masukan yang sesuai untuk mempersiapkan pendidikan dan pelatihan kerja (supply side),” ujar Wakil Koordinator Komisi Digital. . Ekonomi, Ketenagakerjaan dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kementerian Koordinator Perekonomian Mohamed Rudi Salahuddin dalam keterangannya Kamis, 13 Juni.

Proyek TVET System Reform 2.0 (TSR 2.0) sendiri merupakan upaya kerjasama antara Kementerian Koordinator Perekonomian Republik Indonesia dan Badan Kerja Sama Pembangunan Jerman, yang dilaksanakan oleh Deutsche Gesellschaft f\”ur Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ) atas nama Kementerian Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ) di Republik Federal Jerman.

READ  Indonesia bisa menjadi 'pintu gerbang' investasi kendaraan listrik di ASEAN

Proyek ini bertujuan untuk mendukung implementasi elemen kunci agenda reformasi pemerintah Indonesia di bidang TVET, termasuk dalam hal ini Strategi Nasional (Stranas) Pendidikan Vokasi.

Banyak capaian yang telah diraih selama tiga tahun penerapan TSR 2.0, antara lain dukungan penyiapan tahapan vokasi dan mekanisme koordinasi TVET melalui dukungan Bundesinstitut f\”ur Berufsbildung (BiBB) atau Badan Koordinasi TVET Jerman, serta serta dukungan Kaden melalui kegiatan Kaden Capability Development (KCD) yang dirancang secara sistematis dan praktis untuk membantu perusahaan dalam menjalankan aktivitas profesionalnya.

Proyek ini juga memulai pelatihan bagi para pelatih utama di dalam perusahaan untuk melanjutkan pelatihan bagi para pelatih di tempat kerja yang didistribusikan ke seluruh industri.

Kolaborasi TSR 2.0 juga sudah mulai menggunakan perangkat virtual reality (VR), yang merupakan perangkat digital yang sangat efektif dalam membantu pembelajaran profesional, mulai dari mengatasi kekurangan guru hingga menghemat biaya praktik.

“Saya yakin hasil dan sisa agenda bersama ini akan berdampak dan berkelanjutan. Kami berharap kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jerman akan terus berlanjut di masa depan guna memajukan sistem TVET di Indonesia guna menghasilkan perempuan yang terampil, kompetitif dan konsisten,” kata Rudi dengan kebutuhan pasar tenaga kerja masa depan.

Koordinator GIZ Indonesia dan ASEAN Group Thomas Forsch juga mengatakan bahwa reformasi sistem TVET bertujuan untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam mereformasi TVET di Indonesia, dan dilaksanakan melalui serangkaian pendekatan strategis yang mencerminkan pengalaman Jerman dalam mengembangkan sistem ganda. Sistem pendidikan dan pelatihan kejuruan.

Selain itu, serangkaian alat juga telah dikembangkan untuk meningkatkan kualitas keterlibatan profesional dan industri di Indonesia dengan mitra, ujarnya.

READ  Dalam mengejar transisi energi yang komprehensif

Tag: ekonomi umkm