Indonesia dan Peru telah memulai negosiasi mengenai Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Peru di masa depan, dengan tujuan meningkatkan perdagangan dan investasi bilateral.
Indonesia dan Peru telah memulai negosiasi pembentukan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Peru (IP-CEPA). Perundingan IP-CEPA terhenti sejak tahun 2017 dengan tujuan memanfaatkan perdagangan dan investasi bilateral baru. Penting bagi Indonesia, kemitraan dengan Peru ini menunjukkan pergeseran negara ini dalam memperluas jaringan perdagangannya dengan pasar ekspor non-tradisional.
Indonesia mengalami surplus perdagangan
Indonesia menikmati surplus perdagangan dengan Peru selama lima tahun terakhir. Total perdagangan bilateral mencapai US$554 juta pada tahun 2022 dengan ekspor Indonesia mencapai US$442 juta.
10 Ekspor Indonesia ke Peru Teratas 2022 |
|
barang-barang |
Nilai (dalam USD) |
Kendaraan selain kereta api atau trem |
157 juta |
Sepatu |
56 juta |
Kertas dan kertas karton terbuat dari bubur kertas |
44 juta |
Berbagai produk kimia |
34 juta |
Pupuk |
36 juta |
Reaktor nuklir |
24 juta |
kapas |
14 juta |
Serat stapel buatan |
11 juta |
penghapus |
9 juta |
Lemak dan minyak hewani, nabati atau mikroba |
96 juta |
Sumber: Trademap.org
Sebagian besar ekspor Indonesia ke Peru terdiri dari kendaraan ($157 juta) karena kepulauan ini merupakan salah satu tujuan pasokan otomotif dengan pertumbuhan tercepat di Peru. Diikuti oleh alas kaki ($56 juta), produk kertas ($44 juta), produk kimia ($34 juta), dan pupuk ($36 juta).
10 Impor Indonesia Dari Peru Teratas 2022 |
|
barang-barang |
Nilai (dalam USD) |
coklat |
47 juta |
Pupuk |
28 juta |
Bahan bakar mineral dan minyak mineral |
13 juta |
Buah-buahan dan kacang-kacangan yang bisa dimakan |
$10 juta |
lak. gusi dan resin |
3,3 juta |
seng |
3 juta |
Lemak dan minyak hewani, nabati atau mikroba |
1.2 juta |
Ekstrak penyamakan atau pewarnaan |
807.000 |
Produk farmasi |
713.000 |
Pakan ternak siap pakai |
691.000 |
Sumber: Trademap.org
Peru terutama mengekspor kakao dan produk kakao ($47 juta), pupuk ($28 juta), dan bahan bakar mineral ($13 juta) ke Indonesia.
Indonesia memperluas jaringan perdagangannya
Di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, Indonesia aktif memperluas jaringan perdagangannya, terutama di pasar ekspor non-tradisional, seperti Amerika Selatan dan Afrika. Selain itu, pemerintah berupaya mengembangkan industri pertambangan negara sebagai salah satu pilar utama pembangunan ekonomi.
Indonesia mempunyai keanekaragaman yang banyak dan tak terduga deposit mineral Negara ini merupakan pengekspor timah, minyak sawit, dan batu bara termal terbesar di dunia, serta merupakan sumber utama nikel, tembaga, bauksit, karet, mangan, seng, timah, dan sumber daya lainnya. Pertambangan menyumbang lebih dari sepersepuluh PDB Indonesia dan telah menjadi bagian integral dari pertumbuhan ekonomi.
Negara ini mulai menghentikan ekspor komoditas mentah, seperti nikel, untuk mendorong investasi di pabrik peleburan lokal dan meningkatkan ekspor barang-barang manufaktur yang bernilai lebih tinggi.
Namun larangan ekspor komoditas mentah menimbulkan keluhan di beberapa pasar ekspor tradisional Indonesia seperti Uni Eropa, yang bergantung pada komoditas mentah. UE mengajukan pengaduan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada tahun 2019, dengan alasan bahwa larangan yang dilakukan Indonesia secara tidak adil merugikan industri baja tahan karat UE. Pada bulan November 2022, Organisasi Perdagangan Dunia memenangkan Uni Eropa dengan menyatakan bahwa larangan yang diberlakukan oleh Jakarta tidak sejalan dengan aturan perdagangan global. Indonesia telah mengajukan banding atas keputusan tersebut.
Selain itu, Uni Eropa sedang menyelesaikan undang-undang anti-deforestasi baru yang akan membatasi impor kopi, minyak sawit, kayu, kedelai, kertas cetak, dan karet jika diperoleh dari lahan yang mengalami deforestasi setelah tanggal 31 Desember 2020. Indonesia memprotes undang-undang baru tersebut. Mereka menyatakan bahwa hal ini bersifat diskriminatif karena akan sulit diterapkan pada pertanian skala kecil, yang mencakup sebagian besar sektor yang disebutkan di atas.
Hasilnya, Indonesia melihat peluang baru untuk ekspornya di pasar baru di Amerika Selatan dan Afrika – misalnya, Indonesia telah menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif dengan Chile. Meskipun daya beli negara-negara di benua ini tidak sebanding dengan negara-negara Eropa, namun tampaknya menjanjikan dalam hal ukuran pasar dan persaingan komersial. Selain itu, hambatan perdagangan tidak serumit kebanyakan negara-negara Eropa.
tentang kami
ASEAN Briefing diproduksi oleh Dezan Shira dan Rekan. Perusahaan ini membantu investor asing di seluruh Asia dan mempunyai kantor di seluruh Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, termasuk di Singapura, Hanoi, Kota Ho Chi MinhDan Da Nang di Vietnam, MunichDan Essen Di Jerman, BostonDan Kota Danau Garam di Amerika Serikat, Milan, ConeglianoDan Udin Di Italia juga JakartaDan Batam di Indonesia. Kami juga memiliki perusahaan mitra Malaysia, Bangladeshitu FilipinaDan Thailand Begitu juga dengan amalan kita Cina Dan India. Silakan hubungi kami di [email protected] atau kunjungi website kami www.dezshira.com.
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian