Sementara Indonesia mengejar gelombang bencana epidemi virus corona, data pemerintah Jakarta menunjukkan penurunan kasus dan pengurangan tekanan pada rumah sakit di ibu kota, dengan situasi yang memburuk di bagian lain nusantara.
Ibukota, rumah bagi sekitar 10 juta orang, lebih dari tiga kali jumlah penduduk di kota-kota sekitarnya, yang telah menjadi pusat ledakan yang telah mendorong rumah sakit ke tepi jurang, tempat parkir dengan pemandangan pesimis seperti orang-orang yang mengantre. untuk oksigen dan menerima pengobatan. Tetapi selama lebih dari dua minggu, laporan harian dari kasus harian Jakarta turun dari 14.619 pada 12 Juli menjadi 2.662 pada 25 Juli, sementara tekanan pada rumah sakit rujukan COVID-19 turun. “Situasinya sangat berbeda,” kata Gubernur DKI Jakarta Anees Paswaden dalam konferensi video, Senin.
“Aula-aula di depan unit gawat darurat (rumah sakit) selalu penuh…. sekarang kebanyakan kosong,” katanya. Data menunjukkan bahwa tingkat positif, atau persentase orang yang dites positif COVID-19, turun setengahnya dari 31,2% pada 15 Juli menjadi 15,9% pada 25 Juli.
Tingkat samping tempat tidur di rumah sakit Jakarta telah turun menjadi 73% dari 90% awal bulan ini, meskipun tingkat penghuni dalam perawatan intensif telah meningkat menjadi 89%, menurut data resmi. Namun, Anees menekankan bahwa epidemi belum berakhir, terutama karena tingkat positifnya berkali-kali lebih tinggi dari pedoman yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
Pakar kesehatan masyarakat mengatakan pada hari Minggu bahwa Presiden Joko Widodo akan melonggarkan beberapa pembatasan sosial, yang sebagian besar didorong oleh masalah ekonomi. Ivan Ariyawan, ahli biologi di Universitas Indonesia, mengatakan kepada Reuters bahwa kasus di Jakarta menurun dan “kurva epidemi mulai menunjukkan penurunannya.”
Adib Kumaidi, ketua komite mitigasi Ikatan Dokter Indonesia, mengatakan pada konferensi pers bahwa sementara daerah lain di Jakarta dan Jawa mengalami lebih sedikit insiden, daerah lain seperti Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi mengalami lonjakan. Permintaan oksigen di Kalimantan Selatan meningkat dua kali lipat dari Juni hingga Juli, kata Mohammed Muslim, kepala dinas kesehatan provinsi. Pada saat yang sama unit gawat darurat rumah sakit lebih dari 200%.
Di Yogyakarta, Jawa, Kalimantan Timur dan Kalimantan, Indonesia, tingkat samping tempat tidur lebih dari 80%, menurut Kementerian Kesehatan.
(Cerita ini tidak diedit oleh staf Devtiscourse, secara otomatis dibuat dari feed terintegrasi.)
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi