JAKARTA: Ajudan utama Presiden Indonesia Joko Widodo ditunjuk sebagai pemimpin oposisi pada hari Jumat (5 Maret) dalam upaya untuk memperluas koalisi presiden dan memperketat cengkeramannya di parlemen, tetapi legitimasi langkah tersebut telah ditentang oleh anggota partai.
Menurut penyiar, Moyldoko, pemimpin presiden, diangkat sebagai pemimpin Partai Demokrat pada konferensi luar biasa di Sumatera Utara.
Koalisi Djokovic sudah menguasai 74 persen dari 575 kursi parlemen di ekonomi terbesar Asia Tenggara, dengan dukungan Demokrat memberinya sembilan poin persentase.
Tapi Agas Harimurthy Yudhoyono menentang penunjukan Moyalto, dengan mengatakan dia adalah pemimpin partai pada konferensi pers pada Jumat malam.
Agas, putra pendahulu Djokovic, Susilo Bambang Yudhoyono, adalah salah satu calon pemimpin baru untuk kursi presiden pada 2024, menurut jajak pendapat pribadi.
“Konferensi luar biasa, ilegal, dan inkonstitusional itu digelar sejumlah mantan anggota yang berkonspirasi dengan aktor luar,” ujarnya.
Agos mendesak Djokovic untuk tidak mengesahkan penunjukan Moyldoko dan mengatakan akan mengajukan pengaduan ke lembaga penegak hukum.
Pemerintah diharapkan bisa memastikan ketua partai mana yang akan diakui negara.
Namun, beberapa analis mengatakan Djokovic memanfaatkan staf seniornya untuk memimpin partai.
Henry Chatterjee, analis politik di Universitas Paramatman, mengatakan: Itu mengatakan saya tidak percaya dengan pasti.
Demokrat termasuk di antara partai minoritas yang mencoba memblokir undang-undang penciptaan lapangan kerja utama Djokovic tahun lalu.
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi