Bank Dunia mengatakan PDB Nigeria bisa turun sebesar $139 miliar pada tahun 2030 karena jatuhnya jasa ekosistem.
Hilangnya PDB dapat menyebabkan pengurangan permanen dalam potensi ekonomi produktif negara itu, lembaga yang berbasis di Washington mengatakan dalam laporan terbarunya, “The Economic State of Nature,” menambahkan bahwa hal itu dapat mempengaruhi pendapatan Nigeria dan tingkat pengangguran.
Laporan tersebut menyoroti bahwa Afrika Sub-Sahara dan Asia Selatan akan mengalami kontraksi relatif terbesar dalam PDB riil karena runtuhnya jasa ekosistem pada tahun 2030, masing-masing sebesar 9,7 persen per tahun dan 6,5 persen.
Bank Dunia juga menambahkan bahwa Nigeria adalah salah satu negara yang paling terpukul termasuk China, India, Brasil, dan Indonesia.
“Negara yang paling terpukul adalah China, yang mengalami penurunan PDB sebesar $943 miliar pada tahun 2030, diikuti oleh India (- $193 miliar), Brasil (- $150 miliar), Indonesia (- $144 miliar), dan Nigeria (- 139 miliar dolar),” tulis laporan itu.
Kerugian yang diharapkan dalam PDB menunjukkan pengurangan permanen dalam potensi produktif ekonomi, dengan potensi efek jangka panjang pada pendapatan dan lapangan kerja.
“Ketika negara-negara berusaha untuk pulih dari pandemi COVID-19, penting bahwa pembangunan ekonomi meningkatkan hasil bagi alam.”
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian