Kalimantan Timur: Nelayan Sakirang mendapatkan hasil tangkapannya dari perairan sekitar Teluk Balikpapan, pintu gerbang ke ibu kota masa depan Indonesia, Nusantara, sekitar 70 kilometer jauhnya.
Dulu, seorang pria berusia 53 tahun mampu mengangkut 50kg ikan pada hari baik. Tapi sekarang dia beruntung mendapat setengah dari jumlah itu.
Pembangunan ibu kota baru sedang berjalan dengan baik, tetapi kekhawatiran telah muncul tentang dampak megaproyek terhadap daerah sekitarnya.
Bagi Sakirang, ia berharap pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Nusantara tidak akan mengganggu kehidupannya.
Nelayan tradisional mengandalkan mata pencaharian di Teluk Balikpapan sejak tahun 1970-an. Namun, selama bertahun-tahun, penangkapan ikannya dipengaruhi oleh pertumbuhan banyak industri di daerah tersebut.
Misalnya, penduduk setempat mengklaim bahwa tongkang yang membawa batu bara dari Balikpapan ke pulau lain di mana sebagian besar pembangkit listrik tenaga batu bara berada, terutama Jawa, menyebabkan polusi. Mereka menambahkan bahwa ukuran kapal yang besar menimbulkan bahaya bagi kapal nelayan kecil.
“Ada banyak kapal yang lewat. Beberapa akan memukuli kami bahkan ketika kami berada di laut,” kata Pak Sakirang. “Area penangkapan ikan tradisional sangat sempit. Satu area sudah dikuasai oleh perusahaan tambang batubara. Kami tidak bisa pergi ke sana. lagi.”
Keruntuhan ekonomi dari perkembangan kota-kota kapitalis
Pengamat mencatat bahwa rejeki nomplok ekonomi dari pengembangan ibu kota mungkin tidak segera memperbaiki kehidupan setiap orang di provinsi tersebut.
Aktivis sosial mendesak pihak berwenang untuk distribusi ekonomi yang lebih adil di Teluk Balikpapan.
Area berburu harus disediakan untuk pemburu. “Saya melihat pembagian wilayah laut biasanya diberikan ke pelabuhan dulu, ke penambang batu bara, sisanya nelayan,” kata Mabasil, direktur eksekutif Pokja Masyarakat Pesisir.
“Kawasan dengan potensi perburuan terbesar harus diberikan kepada pemburu tetapi selalu diambil alih oleh sektor lain.”
Pembangunan ibu kota, Nusantara, telah dimulai, dan 22 menara akan didirikan pada bulan Januari untuk menampung sekitar 17.000 pekerja.
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian
Ekonomi perawatan di Indonesia