POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Papinas memperingatkan dampak penghentian dini pembangkit listrik terhadap perekonomian

Papinas memperingatkan dampak penghentian dini pembangkit listrik terhadap perekonomian

Jakarta (Antara) – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Papinas) mewanti-wanti sektor ketenagalistrikan mengenai dampak pensiun dini pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU) terhadap perekonomian daerah.

Vivi Ulaswati, Wakil Presiden Babinas untuk Urusan Kelautan dan Sumber Daya Alam, mengatakan dalam diskusi tentang ambisi iklim Indonesia pada hari Jumat bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam batubara, dan pemerintah mendapatkan pendapatan yang signifikan dari komoditas ini.

“Kalau bicara pensiun dini PLTU, kita juga harus memikirkan pendapatan dari provinsi dan daerah yang kaya sumber daya tambang, terutama batu bara,” ujarnya.

Dia menjelaskan, kebijakan penyaluran PLTU sejak dini harus memperhatikan aspek ekonomi karena akan mengurangi pendapatan pemerintah daerah, sehingga meningkatkan angka kemiskinan di daerah penghasil batu bara.

Jika kebijakan tersebut tidak dilakukan dengan hati-hati, dapat menurunkan kualitas pelayanan dasar di fasilitas publik.

Menurut Yulaswati, Indonesia dapat memanfaatkan skema Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk mempersiapkan transisi dari pekerjaan berbasis batubara ke energi bersih.

Pendanaan sebesar US$10 miliar di bawah JETP akan berasal dari pendanaan publik dalam bentuk pinjaman lunak dan donasi.

Sisa $10 miliar akan berasal dari pembiayaan swasta yang dikoordinasikan oleh Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ), yang meliputi Bank of America, Citi, Deutsche Bank, HSBC, Macquarie, Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) dan Standard Chartered.

JETP akan digunakan untuk mendorong pensiun dini pembangkit listrik tenaga batubara di Indonesia dan investasi dalam teknologi dan industri energi terbarukan. Skema pembiayaan tersebut merupakan sinyal positif untuk mendorong percepatan transisi energi.

Dalam acara tersebut, Yulaswati juga menyoroti dimasukkannya energi nuklir sebagai opsi efisiensi energi dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.

READ  Indonesia meningkatkan kewaspadaan gunung berapi ke level tertinggi setelah letusan Semeru

Berita Terkait: Transisi Kekuasaan Harus Mengikuti Cetak Biru: Thohir
Berita Terkait: Memperluas Industri Hilir di Luar Sektor Pertambangan Batu Bara: Jokowi
Berita terkait: PLN perkuat rantai pasokan biomassa sebagai alternatif pengganti batu bara

Diterjemahkan oleh: Sugiharto P, Fazli Ruhman
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © Antara 2023