Tempo.co., Jakarta – Kepala Staf Presiden, Moldoco, Meminta masyarakat Indonesia untuk tidak curiga, melainkan percaya pada kemampuan pemerintah dalam menghadapi krisis akibat wabah Pemerintah-19. Dia mendorong masyarakat untuk bekerja sama mencari solusi.
“Kekafiran tidak akan menyelesaikan masalah apapun, ketidakpercayaan akan menjebak otak kreatif kita, [and] Hal itu dikatakannya dalam keterangan tertulis pada Sabtu, 10 Juli.
Moldova mengizinkan siapa saja untuk mengkritik pemerintah dan memberikan masukan dalam menangani epidemi coyote-19.
“Pemerintah bukan oposisi kritis, tetapi untuk saat ini, Anda dapat mengkritik dan menawarkan solusi. Bantu kami berpikir dan menyelamatkan rakyat. Kami akan bekerja sama untuk mencapai pemulihan massal,” katanya.
Presiden Joko Widodo atau Djokovic mengumumkan pada Kamis, 1 Juli, akan menerapkan pembatasan aksi sosial (PPKM darurat) mulai 3-20 Juli di 122 kota/wilayah di Jawa dan Bali. Penularan infeksi Covit 19.
Presiden Jenderal setuju bahwa ini memang sebuah tantangan. Pemerintah mencatat pengurangan angkutan umum selama PPKM darurat hanya mencapai 30 persen. Dia mengatakan, penertiban akan dianggap berhasil jika pergerakan bisa ditekan hingga minus 50 persen.
“Oleh karena itu, pemerintah akan memperketat pembatasan hingga 20 Juli mendatang,” ujarnya.
Moldova mengatakan kebijakan itu mempengaruhi perekonomian rakyat. Tapi, itu harus diambil untuk kesehatan masyarakat.
Langkah: Laporkan Pemerintah-19: Pemerintah harus mengakui keadaan darurat dan meminta maaf kepada warga
Eki Adhyatama
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi