Tempo.co, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno membenarkan perkembangan tersebut. Bali LRT Atau proyek light rail transit sudah diserahkan ke konsorsium. Namun dia tidak menjelaskan secara spesifik mengenai konfederasi tersebut.
“Kami berharap (rencananya) segera rampung,” ujarnya saat jumpa pers, Senin, 29 Juli 2024.
Sandhyaka mengatakan, terowongan Bali diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas di kawasan padat penduduk seperti Gangu. Dia membandingkannya dengan kemenangan MRT JakartaMenyoroti dampak positifnya terhadap transportasi umum di ibu kota.
“Transportasi umum ini membantu [the public]. Ini berguna di Jakarta. MRT saat ini mengangkut 120.000 penumpang per hari. Saat saya bekerja di Jakarta, targetnya hanya 70.000 penumpang,” imbuh mantan Wakil Gubernur Jakarta itu.
Ervan Maksum, Deputi Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Pappenas), sebelumnya menguraikan rencana LRT Bali, termasuk kemungkinan jalur bawah tanah karena lanskap perkotaan Bali yang unik dan pembatasan ketinggian bangunan.
Pembangunan bawah tanah diperkirakan akan meningkatkan biaya secara signifikan hingga mencapai Rp5 triliun atau sekitar US$340 juta untuk rute yang relatif pendek sepanjang 4,5-4,9 kilometer.
Terlepas dari tantangan yang ada, proyek terowongan Bali dianggap penting untuk meningkatkan infrastruktur transportasi di Bali, terutama mengingat pariwisata pulau tersebut dan peningkatan jumlah penumpang udara.
Adil Al Hasan
Seleksi Guru: Bali mengumumkan investor US$20 miliar untuk proyek terowongan
klik disini Dapatkan update berita terkini dari Tempo di Google News
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Kalbar gelar rapat penanganan karhutla
URTF menyediakan $2 juta untuk Proyek Ketahanan Iklim Nusantara
BNPB memperingatkan tingginya risiko kebakaran hutan di Sumatera dan Jawa