Jakarta (Antara) – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan reformasi pascapandemi terus dilakukan di Indonesia untuk memperkuat fondasi ekonomi guna menopang pertumbuhan ekonomi ke depan.
“Setelah goncangan, Indonesia telah kembali ke stabilitas dan pemulihan dan sekarang fokus pada bagaimana memperkuat fundamental kita,” kata Indrawati pada Konferensi Internasional Kedua tentang Ekonomi dan Bisnis di Dunia Islam (ICMWEB), yang terlihat di Jakarta, Rabu.
Menkeu menjelaskan, meski dalam fase pandemi yang sulit, Indonesia mengejar reformasi yang sangat ambisius, antara lain UU Harmonisasi Perpajakan, Harmonisasi Kebijakan Fiskal Pusat dan Daerah, Reformasi Sektor Keuangan, dan UU Cipta Kerja.
Reformasi sektor keuangan meliputi integrasi dan adopsi teknologi keuangan (fintech), upaya promosi berkelanjutan untuk usaha kecil dan menengah (UKM), dan perlindungan data konsumen.
Indrawati mencontohkan, “negara mana pun yang ingin terus mengembangkan ekonominya perlu memperdalam sektor keuangan dan industri keuangan yang lebih maju.”
Berita terkait: Digitalisasi kunci pertumbuhan ekonomi ke depan: BI
Indonesia juga melakukan reformasi untuk mengatasi masalah ekonomi dasar, seperti produktivitas dan kebutuhan untuk meningkatkan nilai tambah.
“Reformasi di Indonesia terus berjalan meski dalam situasi yang sangat sulit akibat pandemi dan ketegangan politik global. Tidak ada masalah yang bisa dijadikan alasan untuk tidak melakukan yang terbaik,” tegasnya.
Ia mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam, namun nilainya tidak pernah ditambah.
Oleh karena itu, pemerintah saat ini memanfaatkan momentum perekonomian global dengan melakukan transisi dengan menggeser industri otomotif ke arah elektrifikasi.
“Indonesia memposisikan dirinya sangat kuat karena memiliki sumber daya alam. Kami juga bekerja untuk memperbaiki iklim investasi kami,” ujarnya.
Selain memperbaiki iklim investasi, Indonesia memberikan tambahan insentif bagi industri kendaraan listrik dan baterai kendaraan listrik, sehingga ekosistemnya dapat terus dikembangkan dan digalakkan.
Dia menunjukkan, “Ini adalah strategi manufaktur untuk merevitalisasi sektor manufaktur kami dan menciptakan lebih banyak nilai tambah dalam ekonomi lokal.”
Berita Terkait: Mengadopsi Energi Terbarukan untuk Masa Depan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Berita Terkait: Syukuri Prestasi, Waspada Hadapi Tantangan Masa Depan: VP
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian