JAKARTA (ANTARA) – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang baru dilantik, Abdullah Aswar Anas, mengatakan akan mencoba membawa birokrasi ke level selanjutnya dengan bantuan digitalisasi.
“Tidak bisa dipungkiri bahwa birokrasi perlu bergerak ke level berikutnya, yaitu digitalisasi. Apa itu digitalisasi? Itu digitalisasi (berdasarkan) struktur, budaya dan kapasitas,” katanya di Istana Negara di Jakarta, Rabu. Setelah ditunjuk secara resmi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggantikan Jahjo Kumolo, yang meninggal pada bulan Juli.
Menurut Anas, digitalisasi dari segi struktur, budaya dan kapasitas menjadi kunci transformasi birokrasi.
“Selanjutnya SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis E) sudah ada dan jika ini bisa digabungkan maka hasilnya akan maksimal,” ujarnya.
Mengenai agendanya hingga 2024, dia menegaskan akan memenuhi tujuan prioritas Presiden Jokowi.
“Kalau kita membagi (pekerjaan), kita bisa. Yang penting kita (harus) bekerja sesuai perintah presiden; (menjadi) birokrasi yang bekerja,” katanya.
Tujuan lain yang ditetapkan oleh Presiden adalah untuk mengkonsolidasikan dana pengentasan kemiskinan sebesar Rs 520 triliun di 16 kementerian dan lembaga.
“Produktivitas aparatur negara (ASN) penting karena banyak yang pensiun, dan (untuk mengatasi) upaya bersama kementerian, lembaga, dan daerah,” katanya.
Meningkatkan pelayanan publik adalah kuncinya, tambahnya, seperti mempromosikan langkah-langkah proaktif untuk mendukung kebutuhan sosial.
Ia juga mengatakan akan tetap menjabat untuk sementara waktu sebagai Kepala Badan Pengadaan Umum Nasional (LKPP).
“Kami belum tahu (calon ketua LKPP), kami menunggu perintah Pak Presiden,” kata mantan Bupati Banyuwangi itu.
Berita Terkait: ASN akan adopsi teknologi digital untuk tingkatkan pelayanan publik: Kementerian
Berita Terkait: Pemerintah menyelenggarakan pelatihan literasi digital untuk mesin sipil negara
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi