JAKARTA – Indonesia harus belajar mengembangkan ekonomi syariah dari Malaysia yang kini menduduki peringkat pertama negara ekonomi syariah global (SGIE), kata mantan anggota DPR periode 2014-2019, Hakam Nja.
“Kali ini kita tertinggal jauh dari Malaysia, jadi perlu belajar ke Malaysia, tapi suatu saat kita akan memperebutkan juara pertama SGIE,” kata Hakam Nga dalam diskusi online yang dilakukan INDEF dikutip Antara, Jumat, 5 April.
Menurutnya, untuk menaikkan peringkat Indonesia di SGIE yang kini menempati peringkat ketiga, pemerintah perlu menerapkan indarah kepemimpinan seperti yang dilakukan Malaysia.
Ia mengatakan, pemerintah Malaysia tidak memisahkan regulasi terkait perekonomian tradisional dengan regulasi terkait perekonomian sah.
“Di Malaysia, undang-undang (terkait ekonomi yang sah) sudah masuk dalam undang-undang dasar. Misalnya undang-undang yang terkait dengan konsumen, perdagangan, pangan, dan pemerintah daerah semuanya memuat (peraturan terkait) ekonomi yang sah,” kata Hakam. .
Dikatakannya, tidak hanya Malaysia yang merupakan negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam, negara-negara yang penduduk Muslimnya minoritas telah mengembangkan ekonomi halal yang lebih baik dibandingkan Indonesia, khususnya dalam ekspor produk halal.
Ia menyatakan, negara dengan nilai ekspor produk halal tertinggi adalah Tiongkok, Brazil, India, dan Australia, sedangkan Indonesia berada di peringkat kedelapan.
Menurutnya, hal ini terjadi karena negara-negara tersebut memandang sektor ekonomi Islam dari sudut pandang manfaat ekonomi dan komersial (masalah ekonomi dan bisnis).
Hakam mengatakan Indonesia juga perlu menerapkan pola pikir yang sama, bahkan menjadikan pembangunan ekonomi syariah sebagai kepentingan nasional karena dapat meningkatkan perekonomian nasional, pemerataan pembangunan, dan pendapatan UKM.
Ia juga menyatakan bahwa pemerintah Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan ekonomi syariah, khususnya di bidang pangan, mengingat Indonesia memiliki jumlah penduduk Muslim yang lebih besar dibandingkan Malaysia.
Selain itu, Indonesia sudah memiliki lembaga pemerintah yang bertugas melakukan sertifikasi dan jaminan halal, yaitu Badan Pengelola Jaminan Produk Halal (BPJPH), berbeda dengan sertifikasi halal di China, Brazil, Australia, dan India yang masih dilakukan oleh pihak swasta. bagian.
Untuk mengembangkan perekonomian nasional yang sah secara optimal, kata dia, pemerintah perlu menetapkan standar dan tujuan tertentu.
“Yah, menurut saya harus ada kriterianya, yaitu menyalip Malaysia pada tahun 2030. Jadi kita menargetkan untuk menyalip Malaysia pada tahun 2030,” kata Hakam.
Tag: Ekonomi Syariah Malaysia
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Kementerian: Kerja sama dan inovasi menjadi kunci pengembangan industri game
Indonesia mendorong kerja sama di bidang ekonomi dan iklim pada G20 di Brazil
Abindo Ungkap Alasan Stabilitas Perekonomian Indonesia di 5%