Penulis: Eko NM Saputro, Kementerian Keuangan, Indonesia
Kemitraan Strategis Komprehensif Indonesia-Australia (CSP) 2018 menyatakan komitmen bersama untuk meningkatkan hubungan bilateral. Indonesia dan Australia telah berusaha untuk meningkatkan kerjasama dengan mempromosikan dialog ekonomi. Sementara manfaat dari dialog ekonomi jelas, mereka juga harus menyediakan forum konsultatif dengan aktor non-negara yang berfokus pada urusan ekonomi dan keuangan untuk mempromosikan inklusivitas.
Secara historis, Indonesia dan Australia telah mempertahankan banyak dialog ekonomi dan keuangan. Pada tahun 2007, High Level Policy Dialogue (HLPD) dibentuk sebagai respon terhadap krisis keuangan global. Forum ini berfungsi sebagai platform yang sangat baik bagi kedua negara untuk membahas topik ekonomi yang relevan satu sama lain, berbagi perkembangan kebijakan, dan berkontribusi pada kerangka kebijakan. HLPD tidak hanya melibatkan pembuat kebijakan, tetapi juga akademisi dari Indonesia dan Australia.
Indonesia dan Australia juga mengadakan Economic Policy Dialogue (EPD). EPD adalah forum antara Kementerian Keuangan Indonesia dan Departemen Keuangan Australia untuk membahas masalah keuangan yang menjadi kepentingan bersama di tingkat kebijakan dan teknis. Forum ini telah ada sejak tahun 2013 dan berfokus terutama pada kebijakan ekonomi makro, meskipun banyak topik teknis juga dibahas.
Dalam pengaturan terbaru, kedua pemerintah membuka Pertemuan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Investasi (ETIMM) pada 6 Juli 2021. Didirikan untuk memenuhi mandat Rapat Pimpinan Tahunan 2020 Menyelenggarakan pertemuan tingkat tinggi dan menteri untuk meningkatkan kerja sama ekonomi bilateral dan global. ETIMM diharapkan dapat menerjemahkan komitmen bersama menjadi langkah-langkah nyata untuk meningkatkan hubungan ekonomi, mengidentifikasi area potensial untuk kerjasama di masa depan dan bertukar pandangan dan pengalaman dalam menanggapi tantangan global. Sebelum ETIMM, pada September 2020 juga diadakan Senior Economic Officials Meeting (SEOM) untuk membahas isu-isu umum.
Indonesia dan Australia ingin meningkatkan dialog tentang masalah ekonomi dan keuangan. Dialog-dialog ini membantu membangun kepercayaan dengan memberikan kesempatan untuk komunikasi yang jujur dan mendorong pembelajaran dan inovasi kebijakan. Kedua belah pihak juga belajar tentang reaksi rekan-rekan mereka pada isu-isu tertentu.
Dialog juga merupakan sarana koordinasi kebijakan antara otoritas Australia dan Indonesia terkait untuk mengatasi masalah kolektif. Koordinasi kebijakan transnasional sangat tepat untuk mengembangkan respons krisis terhadap tantangan ekonomi global seperti COVID-19. Dengan saling ketergantungan ekonomi yang semakin meningkat, pemahaman ekonomi global secara umum sangat penting. Yang paling penting, mengetahui perspektif negara tetangga tentang isu-isu tertentu membantu merumuskan pemahaman tentang posisinya dan membantu merancang respons kebijakan. Jelas bahwa dialog bilateral mempertahankan fungsinya untuk mendorong koordinasi kebijakan lintas batas.
Namun, dialog ekonomi antara Indonesia dan Australia saat ini tampaknya menjadi forum berat pejabat yang kurang komprehensif. Kecuali akademisi, partisipasi aktor non-negara masih minim. Masih banyak pelaku ekonomi non-negara yang dapat meningkatkan hubungan bilateral kedua negara, namun tetap tersisih.
Menawarkan forum konsultatif dengan aktor non-negara akan mendapat manfaat dari berbagai perspektif dari pemain ekonomi yang berbeda. Masukan, komentar dan rekomendasi mereka sangat penting untuk memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Australia. Mereka tahu masalah di lapangan, mereka mengerti ekspektasi pasar, dan mereka punya banyak ide baru. Pengaturan ini akan mengarah pada perspektif yang lebih luas yang mengarah pada serangkaian pertimbangan yang lebih komprehensif bagi pembuat kebijakan.
Mungkin sulit untuk mendorong partisipasi aktor non-negara dalam forum penasehat, terutama jika mereka tidak melihat adanya insentif untuk bergabung. Oleh karena itu, forum penasehat harus memberikan ruang yang cukup bagi para aktor untuk mengungkapkan pendapat mereka, betapapun pentingnya hal ini. Pada saat yang sama, aktor non-negara harus memberikan masukan yang kompeten dan konstruktif selama dialog. Hal ini akan menimbulkan perdebatan terbuka, sehingga forum dapat menemukan alternatif solusi terbaik atas tantangan yang dihadapi oleh para pelaku ekonomi dari kedua negara.
Meningkatnya partisipasi aktor non-negara dalam dialog ekonomi antara Indonesia dan Australia tidak berarti peran negara dalam proses bilateral diabaikan. Pejabat memainkan peran penting yang tidak dapat disangkal, terutama dalam mengubah kerangka kerja nasional. Oleh karena itu, partisipasi aktor non-negara harus dilihat sebagai pelengkap dari partisipasi aktor negara yang ada.
Model masa depan Indonesia–Dialog Ekonomi Australia dapat menjadi persimpangan berbagai kepentingan, termasuk pemerintah, komunitas bisnis dan pemikir dari Indonesia dan Australia. Hal ini akan menciptakan kerjasama antara sektor publik, swasta dan akademik untuk hubungan ekonomi yang lebih kuat antara kedua negara tetangga.
Eco NM Saputro adalah Senior Policy Analyst di Badan Kebijakan Keuangan, Kementerian Keuangan, Republik Indonesia.
Pendapat dan pendapat yang diungkapkan dalam artikel ini adalah sepenuhnya milik penulis, dan tidak mencerminkan organisasi yang berafiliasi.
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian