Inforeal (Jakarta Post)
Jakarta ●
Jumat 25 Februari 2022
Kepresidenan Indonesia di G-20 merupakan tugas penting bagi negara dan dunia. Untuk itu, diperlukan dukungan dan sinergi semua pemangku kepentingan, termasuk media, untuk memastikan opini presiden yang positif dan konstruktif. Duta Besar Dian Triansyah Dajani, Penasihat Khusus Menteri Luar Negeri/co-sherpa G20 Indonesia, mengatakan pada webinar tentang Sinergi Media yang diselenggarakan oleh TVRI, Kamis. Imam Protosino, Direktur Utama TVRI, membuka acara tersebut di hadapan media dan jurnalis nasional dan lokal.
Dajani menjelaskan bahwa tema “Pemulihan Bersama, Memulihkan Lebih Kuat” untuk kepresidenan Indonesia bertujuan untuk pemulihan yang inklusif untuk semua, bukan hanya anggota G20.
Topik tersebut diambil dari kompleksitas global saat ini akibat pandemi, yang telah menciptakan krisis multidimensi di banyak negara. Dunia sedang berjuang dengan kesenjangan vaksin, sementara di sisi lain, persaingan politik dan ekonomi juga meningkat. Krisis juga telah menciptakan tantangan besar untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Data Dana Moneter Internasional menunjukkan tren ekonomi positif untuk tahun 2021 dan 2022. “Tetapi pertumbuhan ini sangat rapuh, karena epidemi masih menjadi masalah,” tambah Dajani.
Oleh karena itu, kepresidenan Indonesia datang pada saat yang genting. Indonesia harus memainkan peran sebagai pembangun jembatan dan pencari konsensus, untuk mendorong kerja sama dan hasil yang nyata.
Salah satu strategi melalui prinsip inklusi. Indonesia telah mengundang negara-negara dari Pasifik dan Karibia yang suaranya sering tidak terdengar. Mereka dapat secara aktif berkontribusi dalam diskusi G20 tentang isu-isu global. Selain itu, Indonesia juga memasukkan isu pemberdayaan perempuan dan penyandang disabilitas, usaha kecil menengah dan ekonomi kreatif yang menjadi agenda strategis bagi banyak negara berkembang.
Untuk mencapai hasil yang nyata, Kepresidenan Indonesia mengerjakan berbagai inisiatif dalam proyek kerjasama, beasiswa, skema pendanaan, transfer teknologi dan kerjasama peningkatan kapasitas. “Kami tidak hanya berbicara, kami bertujuan untuk memberikan manfaat nyata bagi masyarakat awam,” kata Dajani.
. (./.)
Kepresidenan juga mencari manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia. Ada 184 pertemuan terjadwal dan 254 acara sampingan dan kegiatan jalan menuju G20 yang tersebar di banyak kota.
Diharapkan dapat memberikan efek riak pada ekonomi lokal, mulai dari perhotelan, akomodasi dan transportasi hingga makanan dan minuman, jasa dan usaha kecil (UMKM).
Dajani menambahkan bahwa tugas kepresidenan Indonesia sangat besar, oleh karena itu pemerintah membutuhkan dukungan dari semua pemangku kepentingan, termasuk komunitas profesional, bisnis, pemuda, dan media.
Media dapat mengambil pendekatan “orang dalam” untuk memperkuat kepresidenan bagi khalayak domestik dan internasional, terutama dalam mengekspresikan sektor-sektor prioritas.
G20 merupakan forum internasional yang fokus pada koordinasi kebijakan di bidang ekonomi dan pembangunan. Anggotanya terdiri dari 19 negara (Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Cina, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Republik Korea, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris Raya, Amerika Serikat .negara) dan Uni Eropa.
Indonesia menjabat sebagai presiden G20 selama satu tahun, dimulai pada 1 Desember 2021. Rangkaian pertemuan selama setahun itu akan mengarah pada Bali Summit pada 15-16 November.
More Stories
Memungkinkan penyelesaian konflik secara damai di Laut Cina Selatan – Pidato – Eurasia Review
Tiongkok “menghabiskan” sekitar 80% anggaran militer Taiwan hanya untuk mengepung provinsi “nakal” – lapor
15 kota makan terbaik di Eropa dengan harga termahal