POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Manajemen pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengembangkan ketahanan bencana: BNPB

Menurut seismolog, bencana tidak akan terjadi jika bangunan runtuh selama konstruksi.

Jakarta (Andara) – Rathidya Jati mengatakan manajemen pengetahuan diperlukan untuk mengembangkan kemampuan tanggap bencana, dukungan organisasi dan strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Dalam webinar tentang gempa 6,6 Richter (M) Pantone yang diakses online dari sini pada hari Jumat, dia mengatakan guncangan berulang di Selat Sunda menjadi subjek banyak penelitian.

Oleh karena itu, knowledge management terkait masalah ini harus dikembangkan secara bersama-sama, tambahnya.

Baru-baru ini, para ilmuwan berbagi kekhawatiran tentang megathrust Selat Sunda karena merupakan celah seismik yang aktif secara tektonik, jelasnya.

“Kami mencoba memasukkan ilmu terkait bencana ke dalam manajemen pengetahuan atau menjadikannya subjek,” tambah deputi itu.

Inisiatif strategis ini dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Iklim, dan Geofisika (BMKG).

Manajemen pengetahuan dapat dikembangkan berdasarkan peristiwa, tempat dan waktu bencana, tambah kasta.

Berita Terkait: Pakar penting dalam membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana: BNPB

Gempa dan tsunami di Selat Sunda banyak menimbulkan kerusakan sosial dan ekonomi serta mengganggu kehidupan masyarakat sehari-hari, jelasnya.

Oleh karena itu, kesadaran kolektif tentang mitigasi bencana dan regresi infrastruktur harus dibangun di masyarakat, terutama di daerah rawan gempa, katanya.

“Menurut seismolog, jika sebuah bangunan runtuh saat terjadi bencana, tidak akan ada bencana jika ada orang yang runtuh.

Menurut survei yang dilakukan oleh BNPB, kualitas konstruksi sebagian besar bangunan yang terkena dampak gempa 6,6 M pada 14 Januari 2022 di distrik Panteklong provinsi Pondicherry berada di bawah standar.

Selain itu, dua wilayah yang paling parah mengalami kerusakan akibat bencana tersebut adalah Kecamatan Sumur dan Kecamatan Panimbang di Kabupaten Pondicherry yang memiliki tanah lunak.

Berita Terkait: Infeksi adalah peluang untuk memperkuat ketahanan bencana: Widodo