Divya Kariza (The Jakarta Post)
Jakarta ●
Selasa 27 September 2022
Menteri Kelautan dan Koordinasi Penanaman Modal, Luhut Binsar Pandjetan, telah membuka fasilitas produksi logam laterit hidronikel di Kawasan Industri Morowali Indonesia di Morowali, Sulawesi Tengah.
Proyek yang dipimpin oleh perusahaan patungan PT QMB New Energy Materials ini bertujuan untuk memproduksi kobalt-nikel-mangan (NMC) oksida, salah satu bahan yang digunakan untuk membuat sel baterai nikel. Pabrik tersebut diharapkan dapat memproduksi 50.000 ton nikel murni per tahun.
“Hari ini, kita tidak hanya menyaksikan konstruksi modern […] dan fasilitas hijau tetapi juga pendirian museum industri nikel pertama dalam sejarah Indonesia.
Usaha patungan tersebut terdiri dari PT Indonesia Morwali Industrial Park yang berbasis di Jakarta, Hanwha Limited yang berbasis di Tokyo, serta perusahaan-perusahaan China milik Brunp, Tsingshan, GEM Co Limited dan Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL) dari Brunp.
Para mitra dilaporkan telah menginvestasikan $700 juta dan bertujuan untuk menciptakan fasilitas yang terintegrasi penuh dari penambangan hingga pemurnian di mana nikel dan kobalt sulfat diproduksi.
Baca juga: Indonesia Rancang Grand Strategy Industri Nikel
Menteri Koordinator Perekonomian Erlanga Hartarto menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan fasilitas pengolahan nikel-logam-hidro-hidro QMB pada 10 Januari 2019. Dia mengatakan fasilitas itu akan memungkinkan Indonesia menjadi pemain penting dalam kendaraan listrik (EV) industri baterai.
QMB New Energy Materials diharapkan dapat memproduksi baterai nikel-kobalt-nikel hidroksida, baterai kristal nikel sulfat, dan baterai kristal mangan sulfat dengan kapasitas masing-masing 50.000 ton, 4.000 ton, 50.000 ton, 150.000 ton, 20.000 ton, dan 30.000 ton.
Baca juga: Indonesia akan punya tujuh smelter baru tahun ini
Pendirian fasilitas pengolahan tersebut merupakan bagian dari skema pemerintah yang lebih besar untuk mendorong pengembangan industri ekstraktif hilir dan mempercepat pembuatan kendaraan listrik di dalam negeri.
Indonesia yang memiliki 25 persen cadangan nikel dunia, logam yang merupakan 40 persen bahan dasar baterai lithium, mungkin memiliki keunggulan komparatif menjadi basis listrik untuk produksi baterai mobil.
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian