Jakarta: Kunjungan kedua Perdana Menteri Datuk Seri Ismail Sabri Yaqoub ke Indonesia, yang berakhir pada Sabtu (2 April), telah berhasil memperkuat hubungan sosial dan ekonomi yang sudah terjalin kuat antara kedua negara.
Kedekatan kedua pemimpin itu terlihat ketika Ismail Sabri diundang ke “Veranda talk” dengan Presiden Joko Widodo untuk sesi pribadi dengan Presiden Indonesia di Astana Merdeka selama sekitar 30 menit.
Komitmen mereka kepada Departemen Luar Negeri ditunjukkan dalam penandatanganan Nota Kesepahaman perekrutan dan perlindungan pekerja rumah tangga Indonesia di Jakarta, Jumat (1 April).
MoU ini penting untuk memungkinkan masuknya tenaga kerja Indonesia ke Malaysia di sektor-sektor tertentu termasuk pertanian, dan bagi Indonesia untuk memastikan perlindungan dan kesejahteraan warganya berdasarkan hukum kedua negara.
Perdana Menteri juga mengungkapkan bahwa Malaysia telah meratifikasi Protokol No 29 Organisasi Perburuhan Internasional, yang merupakan komitmen Malaysia di tingkat internasional untuk menghilangkan masalah kerja paksa dan memberikan perlindungan kepada pekerja migran Indonesia.
Setelah perbatasan Malaysia dibuka kembali pada 1 April, Ismail yakin langkah itu dapat menyatukan kembali keluarga di kedua negara yang terpisah karena langkah-langkah untuk mengekang Covid-19.
Wisatawan asal Indonesia yang telah divaksinasi lengkap tidak perlu karantina dan hanya perlu mengikuti tes deteksi (RT-PCR) sebelum keberangkatan dan setelah tiba di tes RTK-Antigen.
Kunjungan kerja kali ini juga berhasil menjajaki peluang investasi di Kaltim dan mengembangkan kawasan di perbatasan kedua negara seiring dengan perpindahan ibu kota Indonesia ke Nusantara dari Jakarta.
Konsensus juga telah dicapai dalam pengelolaan kelapa sawit di mana harga komoditas ditetapkan bersama untuk menghindari persaingan harga.
Kedua pemimpin juga sepakat untuk terus memungkinkan penggunaan bahasa Indonesia, yang merupakan bahasa akar bersama dalam konferensi internasional, dengan harapan bahasa tersebut akan menjadi bahasa ASEAN.
Beralih ke wilayah, mereka memegang posisi bahwa Myanmar perlu menyelesaikan masalah Rohingya secara internal.
Ismail Sabri kembali ke Malaysia pada Sabtu pukul 14.00 (WBI). – program
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian