Kualitas udara Dhaka masih berada di zona 'sedang' pada Minggu pagi.
Dengan skor Indeks Kualitas Udara (AQI) 65 pada pukul 10.00, Dhaka menempati peringkat ke-34 dalam daftar kota dengan kualitas udara terburuk secara global.
Kinshasa di Republik Demokratik Kongo, Jakarta di Indonesia, dan Lahore di Pakistan menduduki puncak daftar dengan skor AQI masing-masing 219, 174 dan 165 poin.
Skor AQI 50 hingga 100 dianggap 'sedang' dengan kualitas udara yang dapat diterima. Namun, mungkin ada masalah kesehatan bagi sejumlah kecil orang yang sangat sensitif terhadap polusi udara.
Skor AQI antara 150 dan 200 dianggap 'tidak sehat', 201 hingga 300 dianggap 'sangat tidak sehat', dan angka 301+ dianggap 'berbahaya' dan menimbulkan risiko kesehatan yang serius bagi penduduk.
Di Bangladesh, AQI didasarkan pada lima kriteria polutan: materi partikulat (PM10 dan PM2.5), NO2, CO, SO2 dan ozon.
Dhaka telah lama menghadapi masalah polusi udara. Kualitas udaranya umumnya menjadi tidak sehat selama musim dingin dan meningkat selama musim hujan.
Polusi udara terus menjadi salah satu faktor risiko utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), polusi udara membunuh tujuh juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya.
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Kalbar gelar rapat penanganan karhutla
URTF menyediakan $2 juta untuk Proyek Ketahanan Iklim Nusantara
Menteri Pariwisata Sandhyaka Uno memberikan update mengenai proyek LRT Bali