Tempo.co, Jakarta – Bisnis 20 (B20) KTT pada hari Senin di Nusa Dua, Bali, mengeluarkan laporan dan 25 rekomendasi kebijakan.
Rekomendasi ini merupakan warisan untuk mendukung pemulihan ekonomi global dari pandemi Covid-19, kata Presiden B20 Indonesia Shinda Kamtani dalam pidato penutupnya di KTT B20.
“Saya ingat Presiden Indonesia meminta B20 untuk bekerja sama dalam pemulihan ekonomi, dan sekarang kita memasuki era baru dengan restart yang luar biasa dan kemampuan untuk mengelola dan keluar dari krisis,” tambahnya.
B20 resmi G20 Sebuah forum dialog yang melibatkan komunitas bisnis global. Didirikan pada tahun 2010 dan disediakan untuk perusahaan dan bisnis, ini adalah salah satu grup keterlibatan G20 yang paling penting.
B20 memiliki rata-rata lebih dari 1.000 delegasi dari negara-negara G20, termasuk eksekutif puncak dari perusahaan multinasional terkemuka, dan sekitar 3.000 peserta yang mewakili seluruh komunitas bisnis dengan lebih dari 6,5 juta bisnis.
Menurut Kamtani, pemulihan ekonomi pascapandemi tercermin dari dunia usaha yang mulai berinovasi memanfaatkan peluang baru dan pemulihan perdagangan.
“Sekarang kita memiliki peluang untuk era ekonomi baru yang berbasis kerja sama. Dengan bangga kita persembahkan laporan B20 Indonesia, termasuk rekomendasi bersama kita kepada para pemimpin G20,” ujarnya.
Laporan B20, yang disiapkan di bawah kepemimpinan Indonesia, mencakup tiga elemen utama – inovasi, inklusi, dan kerja sama.
Inovasi berfokus pada upaya untuk membuka kunci area utama pertumbuhan ekonomi pascakrisis, termasuk membuka peluang digital di seluruh perekonomian, memperluas kerja sama dalam menanggapi kejahatan dunia maya, dan membiayai infrastruktur hijau melalui sistem pembayaran inovatif untuk mempercepat transisi energi.
Dalam rangka mewujudkan inklusi, Indonesia mendorong percepatan transformasi digital untuk memberdayakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan kelompok rentan dengan fokus pada keterampilan, kewirausahaan dan penciptaan lapangan kerja.
Sementara itu, semangat kerjasama antara negara maju dan negara berkembang harus terus didorong, terutama untuk mengembangkan kerangka pelayanan kesehatan yang adil dan memandu tanggap darurat di masa depan.
“Bersama-sama, kami telah mencapai konsensus dengan 25 rekomendasi kebijakan dan 68 tindakan kebijakan,” B20 Informasi kursi.
Antara
Klik disini Dapatkan update berita terbaru dari Tempo di Google News
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi