POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

“Kolonialisme teknologi”: Bhavesh Agrawal menyamakan raksasa teknologi dengan East India Company, dan mengatakan bahwa 20% data global berasal dari India…

“Kolonialisme teknologi”: Bhavesh Agrawal menyamakan raksasa teknologi dengan East India Company, dan mengatakan bahwa 20% data global berasal dari India…

Pendiri dan CEO Ola, Bhavish Agrawal, menyamakan operasi raksasa teknologi tersebut dengan eksploitasi historis British East India Company, dan memperkenalkan istilah “kolonialisme teknologi” untuk menggambarkan bagaimana data India diekspor, diproses ke luar negeri, dan kemudian dijual kembali ke negara tersebut. bahwa saya Telah di laporkan.

Kekhawatiran Agrawal tentang eksploitasi data

Agrawal membuat perbandingan antara eksploitasi sumber daya India oleh British East India Company dan praktik data perusahaan teknologi internasional saat ini. Ia menekankan bahwa India menghasilkan 20 persen data dunia, namun sebagian besar manfaatnya diperoleh oleh lembaga asing. “Hanya sepersepuluh dari data ini yang disimpan di India. 90 persennya diekspor ke pusat data global, yang sebagian besar dimiliki oleh perusahaan teknologi besar,” ujarnya. “Ini diproses, diubah menjadi AI, dibawa kembali ke India, dan dijual kepada kami untuk mendapatkan dolar.” annie rDikutip oleh Aggarwal.

Aggarwal membandingkan hal ini dengan konteks sejarah, dan menyamakannya dengan eksploitasi sumber daya India oleh Perusahaan India Timur. “Inilah yang terjadi 200 tahun lalu dengan East India Company. Mereka biasa mengekspor kapas dan mendatangkan pakaian dari luar negeri. Sekarang kami mengekspor data dan membawa intelijen dari luar negeri… kolonialisme teknologi,” katanya, seperti dikutip dari berita lembaga ANI.

Seruan untuk kemandirian dalam teknologi

Agrawal menekankan perlunya India mengembangkan solusi teknologinya sendiri berdasarkan sistem nilai lokal, dengan menyebutkan contohnya seperti infrastruktur publik digital. “Ketika saya melihat masa depan AI, kami memiliki ide unik di India yang disebut infrastruktur publik digital,” katanya. “UPI adalah contohnya. ONDC adalah contohnya,” katanya seperti dikutip surat kabar Inggris The Guardian. kantor berita ANI.

READ  10 Saham Teknologi Teratas yang Diremehkan

Agrawal menegaskan, dalam dunia kecerdasan buatan, kepemilikan data harusnya berada di tangan penciptanya. Dia juga menyoroti pentingnya mengetahui asal usul pembuat konten dan data, menurut laporan ANI.

(Dengan masukan dari ANI)

3,6 juta warga India mengunjungi kami dalam satu hari dan memilih kami sebagai platform yang tak terbantahkan untuk hasil pemilu India. Temukan pembaruan terkini Di Sini!