Bengkulu (Antara) – Wakil Menteri Tenaga Kerja Afriansyah Noor memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk mendorong mereka membuka Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Menengah (UMKM) sendiri untuk mengantisipasi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal akibat resesi.
“Dengan resesi atau inflasi yang melanda Eropa dan Amerika Serikat, akan terjadi PHK massal, terutama di sektor padat karya. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengekspor produk padat karya, seperti sepatu, boots, pakaian, dan tekstil,” kata Noor katanya di Bengkulu, Sabtu.
Untuk itu, Kementerian Ketenagakerjaan dan seluruh pemerintah di tingkat kabupaten, kabupaten, dan kota menyiapkan Balai Latihan Kerja (BLK) untuk melatih masyarakat agar mampu menjadi pengusaha UMKM.
Dia mencatat, pengembangan BLK di seluruh Indonesia sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan 34 BLK atau Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPTP) di 34 provinsi.
Dia mencatat, “Tujuan Presiden adalah untuk fokus membangun 34 BLK atau UPTP di bawah Kementerian Ketenagakerjaan di luar empat provinsi yang baru dibentuk.”
Noor mencatat, jika pelatihan yang diberikan mampu membantu masyarakat (anggota) dalam menumbuhkan UMKM sendiri, perekonomian akan tetap stabil meski sebelum terjadi PHK massal sebelum resesi.
Sebelumnya, ia juga meninjau perkembangan BLK menjadi UPTP berskala nasional yang berlokasi di Desa Panorama, Kota Bengkulu.
“Kami sedang memantau lokasi persiapan UPTP BLK besar dari Kementerian Ketenagakerjaan, karena kami telah bekerja sama dengan Pemprov Bengkulu untuk bersama-sama membangun BLK tersebut,” jelasnya.
Dikatakannya, pembangunan UPTP BLK Bengkulu bertujuan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat di Provinsi Bengkulu, dan meskipun UPTP berskala nasional akan mengutamakan masyarakat Bengkulu.
Sementara itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Murcia mengatakan Pemprov Bengkulu telah menyiapkan lahan seluas 2,3 hektare untuk pembangunan UPTP BLK di Desa Panorama dan enam hektare lahan pendukung di Kabupaten Air Sebakul.
Berita Terkait: Menteri: Indonesia akan menghadapi resesi pada tahun 2023 dengan ekonomi yang kuat
Berita Terkait: Perekonomian Indonesia tidak akan mengalami resesi pada tahun 2023: Abendo
Berita Terkait: Menteri: Presiden tidak bermaksud menakut-nakuti orang tentang resesi 2023
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian