Statistik minggu ini menunjukkan hasil yang baik, tetapi kami harus waspada untuk mempertahankan posisi ini
Jakarta (Andara) – Berlawanan dengan puncak gelombang Delta pada Juli-Agustus 2021, sebagian Jawa dan Bali mulai mencatat penurunan jumlah kasus Pemerintah-19, kata seorang pejabat kementerian kesehatan.
“Statistik minggu ini menunjukkan hasil yang baik, tetapi kita perlu waspada untuk mempertahankan status ini,” kata Nadia Dormici, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Kementerian Kesehatan, dalam sebuah pernyataan, Jumat.
Banyak provinsi, termasuk Jakarta, saat ini mengalami tren penurunan berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Kesehatan dan jumlah kasus terkonfirmasi setiap harinya.
Pada 6 Februari, jumlah kasus harian di Jakarta mencapai 15.825, meskipun secara bertahap turun menjadi 9.482 kasus dari 15 Februari.
Polly dan Fontaine yang setiap hari mencatat kasus yang melintasi puncak Delta menunjukkan penurunan kasus hingga 15 Februari.
Pada 9 Februari, 2.556 kasus dilaporkan setiap hari di provinsi Bali, dan pada 15 Februari jumlah itu secara bertahap turun menjadi 1.646. Sedangkan Pantone mencatat penurunan 7.283 kasus pada 12 Februari dan 6.500 kasus pada 15 Februari.
Dormis mengatakan strategi manipulasi Pemerintah-19 yang dilakukan selama beberapa minggu terakhir telah menunjukkan hasil yang baik berdasarkan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit hingga 17 Februari, dengan 36 persen tempat tidur isolasi COVID-19 terisi.
“Jumlah ini masih cukup besar untuk merawat pasien COVID-19. Tenaga kesehatan kita masih mampu menangani jumlah itu,” tegasnya.
Dormysi mencatat, pemerintah terus memantau data dan mengevaluasi kondisi COVID-19 dalam upaya memastikan penanganan COVID-19 yang optimal di seluruh wilayah.
Pemerintah telah melakukan sejumlah langkah preventif untuk mengendalikan penyebaran COVID-19, di antaranya memperkuat pengujian, pelacakan, dan pengobatan (3T).
Hingga 16 Februari, jumlah sampel yang diuji secara nasional telah mencapai 566.050, Dormysi mengkonfirmasi.
“Penting untuk menguji dan mendiagnosis kontak dekat untuk mencegah penyebaran penyakit ini,” katanya.
Dormici membenarkan sejauh ini angka rawat inap di rumah sakit (BOR) di semua rumah sakit belum melebihi 60 persen.
“Kami telah mempersiapkan tenaga kesehatan untuk menghadapi skenario terburuk selama periode ini. Kekurangan tenaga kesehatan masih dapat diatasi melalui pengaturan sumber daya manusia,” katanya.
Berita Terkait: Omigran picu ketidakpastian ekonomi global: Indira
Berita Terkait: Pemerintah sedang memperbaiki strateginya saat gelombang Omigron melanda Indonesia
Berita Terkait: Kasus COVID-19 diperkirakan akan meningkat dalam beberapa hari ke depan: resmi
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi