Dengan fokus pada peningkatan pertumbuhan ekonomi, Indonesia telah menyusun rencana untuk mengubah sektor pertambangan untuk mengekspor bahan mentah menjadi sektor yang mengolah barang menjadi produk siap pakai — dimulai dengan nikel, yang digunakan dalam baterai lithium untuk kendaraan listrik.
Menurut Menteri Investasi Bhalil Hadalia, 2022 akan menjadi tahun industri manufaktur Indonesia. Industri manufaktur mengolah bahan mentah menjadi produk jadi untuk memberikan nilai tambah.
Fokus pada manufaktur, larangan ekspor
Meski merupakan negara kaya mineral, sektor mineral dan batubara Indonesia hanya menyumbang 5 persen dari PDB Indonesia pada 2019, CNBC melaporkan, mengutip data dari Extractive Industries Transparency Initiatives. Negara ini memiliki deposit timah, nikel, kobalt, dan bauksit yang kaya. Beberapa elemen ini digunakan sebagai bahan baku untuk produksi mobil listrik.
Sebagai bagian dari rencana pengembangan manufaktur, pemerintah Indonesia berencana untuk menjajaki wilayah dengan bahan tanah jarang serta membatasi ekspor.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia telah mengidentifikasi delapan situs dengan cadangan tanah jarang dan berencana untuk mengeksplorasi lebih banyak area hingga tahun 2024.
“Kedelapannya masih dalam tahap eksplorasi awal,” kata Direktur Jenderal Pertambangan Radwan Gamal El Din seperti dikutip surat kabar Star.
Sementara itu, negara tersebut memberlakukan larangan penting terhadap ekspor bijih nikel pada tahun 2020 dalam upaya untuk memaksa para penambang untuk mengembangkan fasilitas pemrosesan nikel. Pemerintah juga berjanji akan menghentikan ekspor bahan mentah lainnya secara bertahap.
“Saya yakin banyak manfaat yang bisa kita peroleh dengan menghentikan ekspor bijih nikel,” kata Presiden Jokowi seperti dikutip CNBC pada 2021, seraya menambahkan bahwa negara akan menghentikan ekspor bahan baku bijih bauksit tahun depan, disusul emas dan bijih timah. .
Apa manfaatnya bagi orang Indonesia?
Dengan dorongan ke arah manufaktur, pemerintah Indonesia berharap dapat menciptakan lebih banyak pekerjaan, meningkatkan margin keuntungan untuk sektor ini dan mengurangi emisi karbon. Ini juga akan membantu mengatasi volatilitas harga komoditas dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Indonesia memiliki 21 juta ton nikel, yang merupakan cadangan nikel terbesar di dunia, menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal, BKPM.
Negara ini berharap dapat menggunakan nikel mentah untuk memproduksi baterai lithium untuk mobil listrik, sebuah langkah yang pada akhirnya akan membawa pertumbuhan ekonomi.
Pada akhir 2020, Presiden Widodo mengatakan pemerintah sedang mengerjakan inovasi untuk baterai lithium-ion dan negara diharapkan untuk memulai produksi baterai dalam 2-3 tahun.
Dengan Indonesia sebagai basis sumber daya utama untuk nikel, prospek produksi negara itu akan mendorong laju dan cakupan dekarbonisasi sektor transportasi secara internasional, CNBC mengutip analis Wood Mackenzie Shirley Chang mengatakan.
(Diedit oleh: Shoma Bhattacharjee)
Pertama kali diposting: IST
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian