Zulfikar Fath-ur-Rahman (Jakarta Post)
Jakarta
Senin 7 Juni 2021
Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini dan 2022, seiring dengan pandemi COVID-19 yang menyebabkan layanan digital dapat diakses lebih cepat dari perkiraan.
Sektor TIK akan tumbuh sebesar 9,1-10,1 persen tahun ini dan 9,8-10,3 persen pada 2022, menurut perkiraan dari Badan Kebijakan Keuangan (BKF).
“Sektor-sektor lain terlihat sama, tetapi sektor yang kami fokuskan secara umum, khususnya informasi dan komunikasi, berjalan dengan sangat baik,” kata Presiden BKF Vibrio Cacaribo dalam konferensi pers online, Jumat. “Kami juga melihat bahwa itu akan terus meningkat pada 2022.”
Sementara pandemi telah menghantam industri padat-kontak, sektor TIK telah diuntungkan dari peningkatan digitalisasi kegiatan sehari-hari masyarakat, seperti bekerja dan sekolah, karena pemerintah telah mengesahkan pembatasan mobilitas dalam satu atau lain bentuk selama lebih dari setahun.
Sektor TIK, yang mempekerjakan kurang dari 1% tenaga kerja nasional, tumbuh sebesar 10,6% pada tahun 2020, menempati peringkat kedua setelah layanan kesehatan. Sebaliknya, sektor pengangkutan dan pergudangan yang menyerap tenaga kerja sekitar 4,5 persen, mencatat kontraksi terbesar sebesar 15 persen, disusul oleh sektor makanan dan minuman serta jasa akomodasi.
Nilai barang dagangan bruto (GMV) ekonomi internet negara itu diperkirakan 11% mencapai $44 miliar pada tahun 2020 dibandingkan tahun sebelumnya, menurut laporan e-Conomy SEA dari Google, Temasek, Bain & Company.
Baca juga: Indonesia akan melihat pertumbuhan dua digit dalam transaksi digital tahun ini: BI
Sektor pengangkutan dan pergudangan diperkirakan akan pulih dan tumbuh 4,5-5,5 persen tahun ini. Untuk tahun 2022, pertumbuhan sektor diperkirakan antara 7,5 dan 8 persen, tergantung pada respons Indonesia terhadap pandemi dan upaya vaksinasi.
Secara keseluruhan, PDB negara itu diperkirakan akan meningkat antara 4,5 dan 5,3 persen tahun ini dan antara 5,2 dan 5,8 persen pada 2022.
“Ini dengan pengamatan bahwa kekebalan kawanan harus dicapai pada awal 2022 dan dengan asumsi kegiatan konsumsi dan produksi normal, pertumbuhan pengeluaran rumah tangga meningkat menjadi sekitar 5 persen dan implementasi reformasi struktural diharapkan dapat benar-benar merangsang pertumbuhan ekonomi kita,” kata Vibrio.
Baca juga: Indonesia tidak akan mencapai herd immunity hingga 2023: Moody’s
Berbicara pada briefing online yang sama, Josua Pardidi, kepala ekonom di Bank Permata yang terdaftar secara publik, mengatakan bahwa sementara pandemi COVID-19 telah menjadi game-changer yang telah menyebabkan pertumbuhan sektor TIK, pemerintah juga perlu menyediakan infrastruktur digital yang diperlukan.
“Ini fundamental untuk bergerak maju, karena ini merupakan new normal bagi Indonesia dan berbagai negara di dunia, mengingat sektor TIK dan ranah digital akan terus tumbuh,” kata Josua.
Perusahaan telekomunikasi milik negara Telkomsel meluncurkan layanan 5G komersial pertama di negara itu pada akhir Mei. Perusahaan akan terlebih dahulu menyediakan layanan di kawasan perumahan Jakarta dan Tangerang Selatan di Banten.
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian