JAKARTA (ANTARA) – Indonesia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk membentuk Pusat Pelatihan Multilateral dan Tim Medis Darurat (EMT) untuk menangani keadaan darurat kesehatan di masa depan.
Nota kesepahaman, yang ditandatangani di Bali pada hari Selasa di sela-sela KTT G20, menguraikan kerja sama antara Indonesia dan WHO berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Kementerian Pertahanan dan Kementerian Kesehatan.
Arahan itu sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membendung Covid-19 dan masalah kesehatan lainnya.
Pendirian pusat pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Indonesia dan negara-negara Asia lainnya dalam merespon dengan cepat keadaan darurat kesehatan.
Dalam laporannya, WHO mengatakan pandemi COVID-19 menyoroti beberapa kesenjangan dalam kapasitas nasional, khususnya kesiapan tenaga kerja dalam hal keahlian dan kemampuan menjangkau seluruh wilayah.
Pusat Pelatihan Multilateral akan memberikan paket pelatihan tambahan termasuk latihan simulasi untuk Indonesia dan negara lain.
Pelatihan ini akan mencakup berbagai bidang seperti manajemen kedaruratan kesehatan masyarakat, manajemen medis dan logistik serta dampak medis, sosial dan ekonomi dari kedaruratan kesehatan.
Sebagai bagian dari tujuan strategi EMT 2030, setiap negara harus mengembangkan kapasitas untuk menanggapi keadaan darurat nasional dengan cepat dan efektif dengan mengembangkan kapasitas regional dan sub-regional untuk mendukung masyarakat yang rentan.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Indonesia akan memainkan peran penting dalam menyesuaikan standar EMT dengan konteks lokal dan akan mendukung pertukaran pengetahuan dengan negara lain untuk memperkuat kapasitas EMT secara global.
Pusat pelatihan di Indonesia akan berlokasi di Universitas Pertahanan Republik Indonesia atau RIDU.
Nota Kesepahaman pendiriannya ditandatangani oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Inisiatif ini didukung oleh Kantor Pusat WHO, Kantor Regional WHO untuk Asia Tenggara dan WHO Indonesia.
Berita Terkait: Kementerian Kesehatan menguraikan tiga pendekatan untuk menangani diabetes
Berita Terkait: Kementerian, lembaga Denmark melakukan pendidikan diabetes untuk mengurangi beban kesehatan
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi