POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Indonesia menggunakan solusi berbasis alam untuk memerangi perubahan iklim

Tempo.co, JakartaIndonesia Ada potensi besar untuk menggunakan solusi berbasis alami untuk melawannya Perubahan iklimkata pejabat senior Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi pada Indonesia Net-Zero Summit di Jakarta, Sabtu, 24 Agustus.

Dengan 6,7 gigaton setara CO2 (GtCO2e), negara ini dapat menyumbangkan 15 persen dari solusi berbasis alam di dunia, kata Nani Hendiarti, wakil presiden kementerian untuk koordinasi pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan.

“Kita di negara tropis. Luasnya 125 juta (hektar). Hutan tropis. Kita punya lahan gambut, kita punya hutan bakau, kita punya bentang alam yang sangat luas. Jadi ada banyak lahan terbuka dan bekas, yang digunakan dalam lingkungan yang membantu menyerap karbon,” ujarnya.

Menyadari potensi ini, pemerintah telah mengeluarkan rencana kerja untuk mengurangi emisi – khususnya di sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (FOLU) – untuk mencapai target pada tahun 2030.

Penyerapan bersih FOLU 2030 mengacu pada tingkat penyerapan gas rumah kaca (GRK) oleh sektor FOLU sama dengan atau melebihi emisi yang dikeluarkan pada tahun 2030.

Dijelaskannya, salah satu upaya yang terus dilakukan pemerintah bersama pemangku kepentingan terkait adalah mengurangi kebakaran lahan dan deforestasi, yang selain sektor energi, juga berkontribusi besar terhadap tingkat emisi GRK di tanah air.

Laju deforestasi telah berhasil dikurangi dalam beberapa tahun terakhir, dengan data pemerintah menunjukkan bahwa 3,51 juta hektar hutan ditebangi selama tahun 1996-2000.

Angka tersebut menurun menjadi 1,09 juta hektar pada 2014-2015 dan 470 ribu hektar pada 2018-2019. Deforestasi terus menurun hingga 75 persen dan tercatat seluas 115.000 hektar sepanjang 2019-2020. Pada tahun 2022, deforestasi akan mencapai 104.000 hektar.

Indonesia juga mengalami pengurangan kebakaran hutan tahun ini sebesar 105.539,57 hektar, dibandingkan dengan 1,6 juta hektar pada tahun 2019 dan 1,16 juta hektar pada tahun lalu. “Yang dilakukan pemerintah adalah pencegahan,” ujarnya.

READ  Kunci pengawasan untuk mencegah penyebaran cacar monyet: ahli epidemiologi

Antara

Seleksi Guru: Presiden terpilih Prabowo Subianto akan menciptakan badan perubahan iklim baru, badan perdagangan karbon

klik disini Dapatkan update berita terkini dari Tempo di Google News