Jakarta (Antara) – Kementerian Kelautan dan Perikanan mulai melaksanakan pilot project budidaya ikan nila di lahan seluas 16 hektare di Karawang, Jawa Barat.
Cichlid asin adalah jenis cichlid yang dapat hidup di air tawar dan air asin.
Dirjen Perikanan Budidaya, Haeru Rahayu, Sabtu mengatakan proyek percontohan ini diharapkan dapat menggerakkan ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ia menambahkan, proyek tersebut bertujuan untuk memposisikan ikan nila sebagai salah satu komoditas strategis Indonesia di masa depan.
Menurut Rahayu, permintaan ikan nila sangat besar, terutama dalam bentuk fillet.
kata M. Tahang, Kepala Balai Besar Usaha Produksi Perikanan Karawang, saat ini tengah berupaya meningkatkan produksi benih ikan nila air asin.
Ia memperkirakan proyek tersebut akan menghasilkan ikan nila sebanyak 672 ton dengan masa pemeliharaan 150 hingga 180 hari.
“Kalau rata-rata harga ikan nila asin Rp 30.000 per kilogram, total pendapatan bisa mencapai sekitar Rp 20 miliar (sekitar 1,3 juta dolar AS),” katanya.
Lebih lanjut Tahang menjelaskan, proyek budidaya ikan nila air asin juga memperhatikan aspek lingkungan.
Berdasarkan Peta Dagang 2021, Indonesia menempati urutan kelima sebagai pengekspor nila dunia.
Berita terkait: Model bangunan pemerintah untuk budidaya ikan nila di Jawa Barat
Berita terkait: Kementerian Perikanan berupaya meningkatkan produksi ikan nila
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian
Ekonomi perawatan di Indonesia