POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Indonesia mempromosikan ekonomi hijau melalui pengelolaan sampah

Indonesia mempromosikan ekonomi hijau melalui pengelolaan sampah

Pengelolaan sampah telah diarahkan pada (ekonomi hijau). Telah terjadi pergeseran paradigma dalam pengolahan sampah, sampah plastik kini menjadi masalah

Jakarta (Antara) – Pemerintah Indonesia mendorong penerapan ekonomi hijau melalui pengelolaan sampah untuk mencapai kesejahteraan dan kesetaraan sosial sekaligus mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan ekologi secara signifikan.

Rofi Al Hanif, Asisten Wakil Sekretaris Bidang Pengelolaan Sampah dan Sanitasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, mengatakan di sini, Rabu.

Menurut perhitungan National Plastic Action Partnership (NPAP), Indonesia menghasilkan 6,8 juta ton sampah plastik setiap tahunnya, dan 10 persennya mencapai laut. Jika masalah ini tidak segera diatasi, jumlah sampah plastik yang mengalir ke laut diperkirakan mencapai 780.000 ton pada tahun 2025.

Berita terkait: Upaya pembersihan sampah laut menjadi agenda nasional: Kementerian

Lebih lanjut, Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 menegaskan komitmen Indonesia untuk mengurangi 70 persen sampah laut pada tahun 2025.

Lima strategi penanganan sampah laut saat ini sedang digunakan: gerakan nasional pengolahan sampah laut, pengendalian sampah di sungai dan industri, pengelolaan sampah plastik, diversifikasi skema pendanaan, dan pengembangan inovasi.

Pemerintah juga mengklaim telah mengurangi 15,3 persen sampah plastik di lautan selama 2018-2020 dengan mengurangi volume sampah plastik dari 615.674 ton menjadi 531.540 ton.

“Perhitungan kami pada Desember 2021 menunjukkan bahwa sekitar 25-30 persen (sampah plastik) dapat dikurangi selama tiga tahun. Jika tren kenaikan ini terus berlanjut, kami berharap target 70 persen pada 2025 dapat tercapai,” kata Al Hanif.

Berita terkait: Pembangunan PSEL untuk selesaikan masalah sampah Tangerang: resmi

Menurut Al-Hanif, skala ekonomi hijau untuk mengatasi permasalahan sampah plastik membutuhkan investasi fisik dan operasional sebesar US$5,1 miliar.

Investasi tersebut dapat membantu menambah 150.000 pekerja formal dan 3,3 juta pekerja informal ke industri pengolahan plastik.

“Jika kita bisa mengelola sampah plastik ini (berkelanjutan), ekonomi hijau akan melindungi lingkungan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi,” tambah Al Hanif.



Berita terkait: Penandatanganan perjanjian pinjaman antara Kementerian dan zlotys Polandia pada pembangkit listrik tenaga air untuk penyimpanan yang dipompa

Berita terkait: Kementerian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan gelar sesi Transisi Energi G20 di Yogyakarta