POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Indonesia memburu Bjorka, salah satu peretas yang menjual 1,3 miliar data pengguna kartu SIM, memicu ejekan oleh pejabat

Indonesia memburu Bjorka, salah satu peretas yang menjual 1,3 miliar data pengguna kartu SIM, memicu ejekan oleh pejabat

Jakarta – Satgas Perlindungan Data Indonesia yang baru dibentuk antara lain memburu peretas di balik serangkaian kebocoran data terkait 1,3 miliar nomor ponsel terdaftar, 105 juta pemilih, dan catatan surat menyurat presiden, antara lain.

Peretas yang menggunakan alias Bjorka dan mengaku berbasis di Warsawa, Polandia, telah menjual data curian, termasuk yang berasal dari perusahaan milik negara Indonesia, operator seluler, dan KPK, tentang forum peretasan BreachForums dalam beberapa minggu terakhir. .

Bjorka juga membocorkan catatan dokumen rahasia yang masuk dan keluar antara Presiden Joko Widodo dengan badan intelijen pemerintah.

Peretas juga mempublikasikan data pribadi tokoh masyarakat seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjitan dan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny J. Rincian yang bocor termasuk nomor telepon, nomor ID dan nomor vaksinasi.

Sehari setelah seorang pejabat senior aplikasi Gurkha mengimbau untuk berhenti membocorkan data pribadi orang Indonesia pada konferensi pers pada 5 September, peretas dengan berani mengatakan kepada pemerintah untuk “berhenti menjadi idiot” di sebuah posting BreachForums.

Peretas mengatakan niat Bjorka dalam tweet 10 September adalah untuk menunjukkan betapa mudahnya “melewati berbagai pintu karena kebijakan perlindungan data yang mengerikan”, “terutama jika dijalankan oleh pemerintah”.

Di Twitter, Bjorka juga mengatakan bahwa mereka yang menyelidiki peretasan tidak akan tahu dari mana harus memulai pencarian, dan mengejek tokoh masyarakat seperti Menteri Badan Usaha Milik Negara Eric Thohir, memintanya untuk meninggalkan harapannya untuk menjadi presiden.

Setidaknya tiga akun Twitter Bjorka telah ditangguhkan.

Rabu lalu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfouz meminta masyarakat tetap tenang, dengan alasan tidak ada sistem penting yang diretas dan rahasia negara tidak bocor.

READ  Membuka masa depan digital pertanian Indonesia - Opini

Dia mengatakan bahwa kebocoran “hanya terjadi untuk data umum yang terkait dengan korespondensi Presiden Republik. Sejauh ini, kontennya belum bocor.”

Dia menambahkan bahwa pihak berwenang mengidentifikasi Bgorka dan lokasi peretas berdasarkan “alat yang dapat melacak semua hal”.

Tak lama setelah gugus tugas perlindungan data dibentuk Rabu lalu, polisi menginterogasi seorang pria berusia 23 tahun, berinisial MAH, di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, tempat ia menjual minuman di pasar tradisional, lapor Tempo.

Polisi belum mengkonfirmasi apakah itu Bgorka, dan satuan tugas sedang menyelidiki insiden baru-baru ini.

Indonesia, rumah bagi ekonomi digital yang sedang berkembang, telah mengalami pelanggaran data besar-besaran sejak 2019 yang melibatkan lembaga pemerintah dan perusahaan swasta.