JAKARTA, 24 November (Reuters) – Presiden Indonesia Joko Widodo pada hari Jumat meluncurkan pembangunan proyek penangkapan, penggunaan dan penyimpanan karbon (CCUS) yang dioperasikan oleh BP Plc, proyek penyimpanan karbon pertama di Indonesia.
Proyek CCUS berpotensi menyimpan 1,8 gigaton karbon dioksida, kata Menteri Energi Aribin Tasrif dalam keterangannya, Jumat.
Pada bulan September, seorang pejabat Kementerian Energi mengatakan pihaknya akan menginvestasikan $2,6 miliar dalam proyek tersebut, dengan injeksi karbon pertama diharapkan pada tahun 2026. BP tidak memberikan angka investasi.
Proyek baru ini merupakan kelanjutan dari penyelesaian proyek gas alam cair (LNG) Tanguh Train 3 milik BP senilai $4,83 miliar di Papua Barat pada bulan lalu.
Indonesia tertarik mengembangkan CCUS dan Carbon Capture and Storage (CCS). Hutan ini diperkirakan memiliki kapasitas penyimpanan karbon sebesar 8 gigaton di reservoir minyak dan gas yang sudah habis dan 400 gigaton di akuifer garam.
Menurut data Kementerian Energi, saat ini terdapat 15 proyek CCS dan CCUS dalam berbagai tahap persiapan di negara ini, termasuk proyek BP dengan total investasi hampir $8 miliar.
Industri minyak dan gas internasional berada pada posisi yang tepat untuk meningkatkan teknologi tersebut guna mencapai tujuan emisi nol bersih pada tahun 2050, Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan dalam sebuah laporan.
Laporan
Solusi besar yang layak secara ekonomi untuk mengurangi pemanasan global mungkin tidak akan terwujud kecuali produksi minyak dan gas dihentikan pada hari Kamis.
Dalam kunjungan yang sama ke Papua Barat, Jokowi, yang juga dikenal sebagai Presiden, meluncurkan pembangunan pabrik pupuk di Fakfak, yang dirancang untuk memproduksi 1,15 juta metrik ton pupuk urea dan 825.000 metrik ton pupuk amonia.
Investasi di pabrik tersebut diperkirakan mencapai 30 triliun rupee ($1,94 miliar) dan konstruksinya diperkirakan akan selesai pada tahun 2038, menurut pernyataan dari istana kepresidenan pada Kamis malam.
($1 = 15.490.0000 rupee) (Laporan oleh Bernadette Cristina dan Francisca Nangoi; Penyuntingan oleh Kim Coggle)
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi