Jakarta (Andara) – Indonesia masuk dalam daftar 10 besar negara di dunia yang melakukan vaksinasi terhadap pemerintah ke-19. Kata Kejujuran Basir, presiden Bio Pharma.
“Alhamdulillah (Alhamdulillah), Indonesia dianggap terdepan dalam program vaksinasi. Per 27 Maret (2021), 10,4 juta vaksin telah didistribusikan kepada penduduk dan kami masuk dalam 10 besar di seluruh dunia. , katanya dalam rapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Senin.
Dalam pertemuan tersebut, dia mengatakan Indonesia menduduki peringkat ke-9, di belakang Amerika Serikat, China, India, Inggris Raya, Brasil, Turki, Jerman, dan Rusia, disusul Prancis, Italia, dan Uni Emirat Arab.
“Posisi kita bahkan lebih baik dibanding di beberapa negara Eropa. Tentu kita harus menjaga ini dan terus meningkatkan kecepatan vaksinasi karena kita bersaing melawan mutasi virus,” ujarnya.
Kampanye cepat vaksinasi di Indonesia didukung oleh kesiapan distribusi vaksin, ujarnya. Tidak hanya saat ini Indonesia menjangkau banyak pengembang vaksin, namun Indonesia juga menjadi salah satu negara pertama yang melakukan uji klinis vaksin Kovit-19.
Berita Terkait: Vaksin, kontrol gerakan efektif mengurangi infeksi COVID-19
Selain itu, dukungan banyak kementerian / lembaga terhadap program vaksinasi juga menjadi faktor percepatan program vaksinasi, terangnya.
“Langkah ini akan menentukan bagaimana Indonesia bisa mencapai imunitas kawanan dalam waktu sekitar 15 bulan. Mungkin, kalau bisa cepat,” ujarnya.
Selain itu, hingga 28 Maret 2021, 7,2 juta dosis vaksin fase pertama telah diberikan, katanya. Sedangkan untuk vaksin tahap kedua, jumlah dosis yang diberikan sudah mencapai 3,2 juta.
Pada 2021, Indonesia akan memiliki suntikan terbanyak yang dibutuhkan untuk mencapai imunitas kawanan, yaitu 426 juta, ungkapnya. Pemerintah Indonesia melalui perusahaan farmasi milik negara Bio Pharma telah menandatangani perjanjian pembelian bahan baku vaksin dan finalisasi vaksin dengan beberapa pengembang untuk 329,5 juta dosis vaksin.
“Selain itu, ada cara untuk meningkatkan pasokan. Kami berharap permintaan vaksin dapat dipenuhi. Sebagian besar akan dilakukan pada 2021. Meski sudah lewat 2022, kami yakin pada kuartal I 2022 semuanya bisa diselesaikan. , “ulangnya.
Berita Terkait: Kementerian akan menerima pasokan vaksin COVID-19 untuk bulan April menyusul larangan tersebut
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi