Eddie Suhardi (Jakarta Post)
Premium
Jakarta ●
Jumat, 13 Januari 2023
Komitmen kuat yang diungkapkan oleh Presiden Indonesia Joko “Jokowi” Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dalam perang melawan kebijakan perdagangan diskriminatif minyak sawit setelah KTT hari Senin seharusnya menjadi perkembangan yang menggembirakan bagi industri tersebut.
Komitmen baru untuk kerja sama antara kedua negara, yang menyumbang lebih dari 95 persen produksi minyak sawit global dan menyediakan hampir 50 persen minyak nabati dunia, tepat waktu mengingat tren yang berkembang di antara negara-negara maju. Masalah perubahan iklim dapat diatasi melalui kebijakan perdagangan.
Sementara pandangan yang berlaku adalah bahwa masalah perdagangan dan lingkungan hanya saling terkait, dan bahwa peran utama kebijakan perdagangan adalah untuk memperluas arus perdagangan, yang akan menghasilkan lebih banyak pendapatan, sekarang diyakini bahwa standar lingkungan yang lebih tinggi pasti harus diikuti. Kecenderungan ini mempertajam kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang.
Baca cerita lengkapnya
BERLANGGANAN SEKARANG
Dari Rp 55.500/bulan
- Akses tak terbatas ke konten web dan aplikasi kami
- E-Post adalah koran digital harian
- Tidak ada iklan, tidak ada gangguan
- Akses eksklusif ke acara dan program kami
- Berlangganan buletin kami
Atau biarkan Google mengelola langganan Anda
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi