Praktik tersebut, yang telah diterapkan sejak pertengahan tahun lalu, akan lebih hemat biaya dan Fertamina mengekspor minyak mentah Indonesia yang lebih mahal sementara mengimpor minyak mentah yang lebih murah, kata CEO Ferdinandi Nicky Vidyavati kepada parlemen.
“Jika kita mengekspor minyak mentah dalam negeri sambil mengimpor dari tempat lain, perbedaan harga akan meningkatkan defisit neraca berjalan kita,” kata Nike.
Diperkirakan Bertamina akan mengimpor 118,4 juta barel minyak mentah tahun ini, dibandingkan impor 78,7 juta barel pada 2020. Perusahaan mengambil 86,9 juta barel lebih banyak dari impor minyak mentah pada 2019.
Kementerian Energi Indonesia telah meminta kontraktor migas pada 2018 untuk memberikan preferensi kepada pembeli minyak mentah yang diproduksi oleh Bertamina dan kilang domestik lainnya dari berbagai penjuru tanah air sebagai upaya untuk mengurangi impor energi. (https://reut.rs/3tGLSi3)
Namun perubahan harga minyak mentah selama setahun terakhir membuat minyak mentah Indonesia lebih menguntungkan saat dijual ke pasar luar negeri, sementara mengimpor minyak mentah yang lebih murah.
Bertamina pada Selasa mengumumkan impor bensin untuk tahun ini.
Impor bensin diperkirakan 113 juta barel, meningkat 13,5 persen dibanding tahun lalu, tetapi masih lebih rendah dari level 2019.
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi