POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

‘Hidup dimulai pada usia 40’: Pendara Budaya rayakan hari jadinya – Seni & Budaya

‘Hidup dimulai pada usia 40’: Pendara Budaya rayakan hari jadinya – Seni & Budaya

Oleh Yohana Belinda (Jakarta Post)

Jakarta ●
Jumat, 30 September 2022

2022-09-30
13:41
0
fa2962411db2fb2844cc4b0549659bc9
1
Seni & Budaya
Bendara-budaya, pameran, hari jadi, pameran seni, seni, budaya
Gratis

Bentara Budaya memperingati hari jadinya yang ke-40 dengan tamu-tamu penting dan serangkaian acara budaya dan seni.

Bentara Budaya Jakarta merupakan pusat budaya yang terletak di Jl. Palmera Selatan 17, Jakarta Barat, merayakan hari jadinya yang ke-40Th Pada tanggal 26 September, peringatan tersebut menegaskan komitmen empat dekade untuk mempromosikan seni Indonesia dan acara seni lainnya.

“Hidup dimulai pada usia 40. Tapi jangan menunggu 40 tahun untuk menciptakan Pandara Budaya; semoga dengan merayakan 40Th Hari jadinya adalah Bendara Budhaya [even] Mampu terlibat dengan [art] industri,” kata Wakil CEO KG Media Rickard Bagan selama sesi peringatan.

“Sejalan dengan sikap Indonesia terhadap semua kelompok sosial, Pentara Budaya berharap dapat terus berperan sebagai ‘hub’ bagi beragam ekspresi budaya di nusantara,” kata General Manager dan Communications Manager Pentara Budaya Ilham Koiri. Kompas Grammedia Yogyakarta, berbagi dalam sebuah pernyataan.

Hadir dalam acara tersebut antara lain Menteri Perhubungan Budi Garya Sumathi, mantan Menteri Perindustrian (2014-2016) Saleh Husin, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (2014-2019) Susi Budjiastudi dan tokoh-tokoh penting dari sektor koperasi dan skala kecil dan pecinta seni. -Menteri Perindustrian Teden Mastuki.

Hadir dan mantan Menteri memberikan beberapa kata pada Bendara Budaya 40Th Ulang tahun.

“Pendara Budaya menawarkan tempat di mana semua seniman bisa hidup. Saya bisa bergaul dengan musisi dan menikmati seni,” kata Suzy di sela sesi.

READ  RI akan menjadi pusat vaksin - Rabu, 15 Juni 2022

Tamu-tamu penting: (kiri ke kanan) Wahyu Muryadi, Budiman Tanuredjo, Adrian Herlambang, Susi Pudjiastuti, Saleh Husin, Teten Masduki, Budi Karya Sumadi, Norbertus Nuranto, Emmanuel Ernawan dan Rikard Bagun menghadiri acara tahunan Putrajaya Pendaraya ke-40. (JP/Johanna Belinda) (JP/Johanna Belinda)

Banyak tamu yang memuji peran pusat budaya dalam kancah seni Indonesia.

“Pendara Budaya memainkan peran penting dalam memberantas rasisme di Indonesia,” kata penulis dan kurator berusia 77 tahun Jean Guto, berbagi kekagumannya pada Pentara Budaya. Ia menambahkan, inovasi merupakan kunci bagi Bendara Budaya untuk mengikuti perkembangan teknologi saat ini.

“Di Indonesia, tempat paling kreatif dijalankan oleh perusahaan swasta. Dan ini penting karena elemen memori berfungsi sebagai titik di mana kita perlu menggali budaya Indonesia yang diakomodasi oleh perusahaan-perusahaan swasta itu.”

“Tempat ini [Bentara Budaya] Memperluas pengetahuan saya tentang seni Indonesia. Misalnya, saya terakhir kali ke sini dari Singawang untuk menikmati pameran keramik,” kata pengunjung museum Ahmad Koiruddin, seorang arsiparis.

40 Bendara BudayaTh Sebuah pameran seni bertajuk Serat Waja Indonesia de Canvas Kita juga merayakan hari jadinya. Pameran ini menampilkan 77 lukisan karya 40 seniman Indonesia dari 27 September hingga 7 Oktober, termasuk karya seniman seperti Ahmad Sadali, Afandi, Agus Dijaja dan Hendra Gunawan.

Dua proyek baru juga diperkenalkan: Podcast Pentara Budaya dan Laboratory NFT Pentara Budaya. Podcast ini menampilkan tokoh-tokoh terkemuka seperti sutradara film Joko Anwar, penyanyi Enda Lauras, penulis Agus Noor dan pelukis Puttu Sudavijaya. Episode podcast tersedia di platform streaming seperti YouTube dan Spotify.

Studio Non-Fungible Token (NFT) di Bandara Budaya buka setiap hari, mengundang seniman untuk membuat NFT mereka sendiri.

READ  Negara-negara OKI atasi defisit perdagangan barang halal senilai $63 miliar: Laporan

Acara ditutup dengan pertunjukan wayang kulit (wayang) dibawakan oleh Ki Varsat Darua dan Shankar Jaka Baru dari Indramayu, Jawa Barat.