POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Gifting humpers berasal dari Indonesia prasejarah: pakar

Gifting humpers berasal dari Indonesia prasejarah: pakar

DEPOK, JAWA BARAT (ANTARA) – Tradisi mengirim bingkisan atau bingkisan, khususnya pada hari raya keagamaan, memiliki sejarah panjang di Indonesia, menurut pakar budaya Universitas Indonesia (UI) Agus Aris Munander.

“Tradisi menghadiahkan seseorang diawali dengan memberikan sesajen kepada Adigotrati (kepercayaan prasejarah terhadap kesaktian),” kata Munander kepada ANTARA, Rabu (19/4/2023) malam.

Menurutnya, praktik pengiriman bingkisan merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia.

Menjelang Idul Fitri, masyarakat Indonesia sangat antusias mengikuti tradisi berkirim bingkisan yang biasanya berisi berbagai makanan kemasan atau perlengkapan rumah tangga yang menarik. Paket hadiah biasanya dikirim ke anggota keluarga, kolega bisnis, dan teman.

Akhir-akhir ini, kata “humber” menjadi lebih populer daripada “parsel”, tetapi artinya sama.

Masyarakat Indonesia pada masa prasejarah menganut budaya sederhana, dengan kepercayaan masyarakat yang berpusat pada alam gaib dan segala macam kesaktian, jelas Munander.

Nyatanya, kekuatan supernatural dianggap sebagai bentuk kekuatan tertinggi dan diyakini menentukan jalan hidup.

Oleh karena itu, masyarakat prasejarah di Indonesia selalu menjaga budaya hormat dan religius, yang diwujudkan dalam kebiasaan memberi kepada masyarakat berupa uang untuk kegiatan keagamaan, sumbangan untuk upacara keagamaan, dan sedekah.

Seiring berjalannya waktu, konsep pemberian kepada masyarakat berupa upeti atau pajak wajib yang digunakan untuk kepentingan umum, potlatch atau pesta pemberian hadiah, penghargaan dan cinderamata berkembang ke arah sisi sosial.

“(Tradisi bingkisan) kemudian berkembang sebagai fungsi sosialisasi,” kata pakar budaya itu seraya menambahkan bahwa saling tabu merupakan bagian penting dari aktivitas sosial masyarakat Indonesia.

Memberi larangan itu tanda komitmen, mempererat persaudaraan dan silaturahmi, ujarnya.

Selain itu, tradisi berkirim kado terutama di hari-hari spesial seperti Idul Fitri sudah menjadi hal yang biasa. Kartu ucapan juga dikirim dengan parsel untuk memberikan sentuhan pribadi.

READ  Berkomitmen untuk pengembangan UMKM Papua: Pemerintah

Berita terkait: Gotong royong: Anugerah Indonesia untuk masyarakat dunia
Berita terkait: Ganjil Genap di Jakarta hingga 25 April Tidak Ada Kebijakan Lalu Lintas: Pejabat

Diterjemahkan oleh: Winnie S, Kenzu
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2023