Jakarta (Antara) – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Eric Thohir mengatakan ekonomi kerakyatan harus menjadi basis pilihan ekonomi Indonesia.
Ditambahkannya, meski sistem ekonomi terbuka, para founding fathers Indonesia sepakat bahwa ekonomi kerakyatan harus menjadi basis perekonomian negara.
“Kita tidak anti orang besar. Kalau saya refleksikan BUMN yang menara gading dan itu benar, BUMN menjadi paku tajam yang membunuh pengusaha. Di sinilah saya mendekonstruksi bagaimana seharusnya BUMN membangun ekosistem yang saling menguntungkan (menguntungkan kedua belah pihak) Dengan pengusaha dari swasta, terutama pengusaha dari UKM dan negara sahabat, baik dari Jepang, China atau Korea,” katanya di Gedung Sarina, Jakarta, Senin.
Karena itu, Menkeu mengatakan, sejak awal pandemi COVID-19, pihaknya terus mengimbau BUMN dan pengusaha untuk membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan memberikan pembiayaan, pendampingan, dan akses pasar.
Hal ini dibuktikan dengan dibukanya 7,1 juta lapangan pekerjaan di desa-desa melalui program Makar PNM (Membangun Ekonomi Keluarga Sejahtera) untuk memberikan pelayanan khusus kepada perempuan kurang mampu yang ingin memulai usaha atau mengembangkan usaha.
Padahal, pada saat yang sama, banyak orang di perkotaan telah kembali ke rumah karena kehilangan pekerjaan, katanya.
Terbukanya 7,1 juta lapangan pekerjaan karena program PNM Makar yang dilaksanakan oleh perempuan di desa dengan pinjaman hanya 1-4 juta rupiah, tingkat kemacetan hanya 0,13 persen. Bayangkan jika di perkotaan mereka mem-PHK (dan) tidak ada pekerjaan di desa? Kemana arah perekonomian Indonesia? ” Diminta.
Dalam upaya lain untuk memperkuat ekonomi kerakyatan, pemerintah juga mendorong perpanjangan restrukturisasi ekonomi hingga tahun 2023 dengan memberikan subsidi kredit usaha (KUR) hingga 13%, serta membayar bunga KUR kepada debitur sebesar 3%.
Jika ekosistem bisnis yang baik dibangun, Indonesia dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi global, mencapai pertumbuhan ekonomi rata-rata 5 persen per tahun pada 2045.
“Ada perbaikan ekosistem yang harus dihasilkan oleh Hippindo (Asosiasi Pengecer dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia), Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia), dll. Kita harus mendorong (usaha besar), tetapi fondasi ekonomi Indonesia, yang didasarkan pada ekonomi rakyat, harus menjadi dasar seleksi.
Berita terkait: Perempuan berperan penting dalam pemberdayaan UMKM dan koperasi: Pemerintah
Berita terkait: Pemerintah Pusat Harus Siapkan Data Perdagangan Dalam Negeri: Gubernurnya Lengkap
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian