JAKARTA (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan penerapan ekonomi hijau dapat membantu Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi sekitar 6,22% hingga tahun 2045. Ia menambahkan dalam pernyataan yang dikeluarkan kantornya di sini: “Implementasi jangka panjang dari kebijakan tersebut Ekonomi hijau diharapkan dapat membantu menstabilkan laju pertumbuhan ekonomi sekitar 6,22% hingga tahun 2045, mengurangi emisi setara dengan 86 juta ton karbon dioksida, dan menciptakan 4,4 juta lapangan kerja.”
Dalam pidatonya secara virtual di Green Economic Expo 2024, Rabu, Hartarto menekankan bahwa ekonomi hijau penting tidak hanya untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga untuk mengeluarkan Indonesia dari jebakan pendapatan menengah.
Ia mengatakan bahwa untuk mewujudkan harapan yang menjanjikan menjadi kenyataan, negara perlu mengambil dua langkah tegas. Yang pertama adalah menerapkan transisi energi dalam kegiatan ekonomi.
Untuk mencapai tujuan ini, Menteri menyarankan agar Indonesia berupaya untuk mempromosikan dan mengeksploitasi sumber daya energi terbarukan, seperti matahari, panas, angin, air dan biomassa, dalam skala yang lebih besar.
Dia mengatakan transisi energi juga memerlukan pengurangan emisi dari pembangkit listrik tenaga batu bara, penerapan penyimpanan karbon, dan penciptaan ekosistem yang sesuai yang memungkinkan kendaraan listrik untuk berkembang dan melepaskan diri dari ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Airlangga mencontohkan, 152 perusahaan di Indonesia telah memperoleh sertifikasi industri hijau, yang memungkinkan negara menghemat 3,2 triliun rupiah (192 juta dolar AS) setiap tahunnya di sektor energi.
Berita terkait: Nusantara Sustainability Center bisa menjadi pusat penelitian dan pengembangan ekonomi hijau: Jokowi
Menjelaskan langkah penting kedua, Menteri menekankan pentingnya Indonesia menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru melalui pengembangan bioekonomi, ekonomi biru, dan industri pengolahan sampah.
Pemerintah sejauh ini telah menetapkan 22 kawasan ekonomi khusus yang diharapkan mengadopsi prinsip ekonomi hijau dan sirkular.
Ia menambahkan, usaha kecil, menengah, dan mikro dapat berperan penting dalam permasalahan ini.
“Usaha mikro, kecil, dan menengah dapat menjadi pemain penting dalam transisi menuju ekonomi sirkular, terutama yang menyediakan layanan perbaikan, pengumpulan perangkat elektronik bekas, dan daur ulang sampah,” ujarnya.
Ia juga memuji peluncuran peta jalan dan rencana aksi ekonomi sirkular, serta peta jalan untuk mengurangi kehilangan dan limbah pangan.
“Kedua dokumen ini akan menjadi alat utama perekonomian Indonesia yang hijau dan berkelanjutan di masa depan, serta bermanfaat bagi masyarakat dan alam,” tambahnya.
Berita Terkait: Indonesia bisa membangun ekonomi hijau melalui dekarbonisasi: Ketua KSP
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Kementerian: Kerja sama dan inovasi menjadi kunci pengembangan industri game
Indonesia mendorong kerja sama di bidang ekonomi dan iklim pada G20 di Brazil
Abindo Ungkap Alasan Stabilitas Perekonomian Indonesia di 5%