Pemain kriket Australia Usman Khawaja baru-baru ini menghadapi tentangan dari Dewan Kriket Internasional (ICC) atas upayanya untuk mempromosikan hak asasi manusia. Bintang kriket ini mencoba menggunakan posisinya untuk menyoroti masalah hak asasi manusia global. Meski menghadapi pembatasan, tindakannya mendapat perhatian dan dukungan, termasuk dari Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.
Upaya Khawaja untuk menyampaikan pesan kesetaraan dan kebebasan mendapat perlawanan dari Pengadilan Kriminal Internasional. Mereka melarangnya mengenakan sepatu bertuliskan slogan “Semua kehidupan adalah setara” dan “Kebebasan adalah hak asasi manusia” dengan warna bendera Palestina. Selain itu, pilihannya untuk mengenakan ban kapten berwarna hitam yang tidak disetujui mengakibatkan sanksi dijatuhkan padanya. ICC juga menolak kesempatannya untuk menampilkan simbol merpati, yang diakui secara global sebagai tanda perdamaian, pada tongkat pemukulnya.
Namun, Cricket Australia menunjukkan dukungannya kepada Khawaja dengan mengizinkannya menggunakan simbol merpati di Big Bash League (BBL), yang tidak diatur oleh ICC. Langkah ini mencerminkan meningkatnya dukungan terhadap perjuangan pemain kriket di komunitas kriket Australia.
Perdana Menteri Albanese mengakui keberanian Khawaja dalam pidato Tahun Baru tahunannya di Kirribilli House, dan memujinya karena membela nilai-nilai kemanusiaan. Albanese menekankan bahwa pendirian Al-Khawaja bukan sekedar pertarungan pribadi, namun lebih merupakan gaung dari sentimen yang diterima secara luas sebagai hal mendasar – yaitu kesetaraan semua kehidupan.
Yahoo Sports mengutip ucapan Albanese: “Saya ingin mengucapkan selamat kepada (Al-Khawaja) atas keberanian yang dia tunjukkan dalam membela nilai-nilai kemanusiaan.” “Dia menunjukkan keberanian, dan fakta bahwa tim mendukungnya adalah hal yang luar biasa.”
Sebelumnya, Albanese memuji Al Khawaja sebagai tokoh penting dalam kriket Australia, menekankan bahwa pandangannya tentang kesetaraan adalah hal yang mainstream dan tidak kontroversial. Ia mengapresiasi sikap Al-Khawaja yang jelas, yang menurutnya tidak bersifat politis, melainkan cerminan nilai-nilai dasar kemanusiaan.
Khawaja, yang lahir di Pakistan, sangat vokal dalam mendukung masyarakat Gaza di tengah konflik yang sedang berlangsung. Upayanya untuk mempromosikan perdamaian dan hak asasi manusia terlihat jelas selama Tes Boxing Day, di mana ia mendapat teguran karena mengenakan ban kapten berwarna hitam pada Tes pertama melawan Pakistan di Perth. Rencana awalnya untuk menampilkan pesan di sepatunya juga dikurangi berdasarkan aturan ICC.
Buka dunia yang penuh manfaat! Dari buletin bermanfaat hingga pelacakan inventaris waktu nyata, berita terhangat, dan umpan berita yang dipersonalisasi – semuanya ada di sini, hanya dengan satu klik! Masuk sekarang!
“Pemikir. Fanatik internet. Penggemar zombie. Komunikator total. Spesialis budaya pop yang bangga.”
More Stories
Zzzzzzzzz: Pemain tenis di AS Terbuka tidur siang sebelum pertandingan, terutama yang terlambat.
'Saya tidak terlalu gugup' – Kevin Magnussen menegaskan dia akan 'tenang' baik masa depannya di dalam atau di luar Formula 1
Hasil imbang Piala Liga dalam tiga pertandingan antar klub Liga Premier Inggris