JAKARTA (Reuters) – Defisit anggaran Indonesia diperkirakan meningkat menjadi 2,7% dari produk domestik bruto tahun ini, karena perkiraan peningkatan belanja akibat depresiasi rupiah dan rendahnya penerimaan pajak dari sektor pertambangan, kata menteri keuangan Indonesia pada hari Rabu. Senin.
Target awal pemerintah adalah defisit sebesar 2,29% pada tahun 2024, lebih tinggi dibandingkan defisit tahun 2023 sebesar 1,65%.
Nilai tukar rupiah mencapai 16.475 per dolar AS pada bulan lalu, yang merupakan nilai terlemah dalam empat tahun terakhir, di tengah kekhawatiran terhadap penguatan dolar dan rencana belanja pemerintah yang akan datang. Angka ini turun sekitar 6,3% pada paruh pertama tahun ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indravati mengatakan melemahnya rupee telah meningkatkan belanja subsidi bahan bakar dan pemerintah juga menghabiskan lebih banyak dana untuk bantuan pangan, sementara penurunan harga komoditas telah merugikan pendapatan pajak.
Namun, Sri Muliani mengatakan pemerintah akan tetap waspada dalam pengelolaan utangnya dan meningkatkan penggunaan surplus sebesar 100 triliun rupee ($6,15 miliar) dalam anggaran tahun lalu untuk mengurangi pinjaman.
“Mudah-mudahan hal ini akan membantu menjaga stabilitas makroekonomi, khususnya pergerakan nilai tukar dan imbal hasil obligasi pemerintah,” katanya kepada komite anggaran parlemen.
Pemerintah mengatakan dapat mengurangi utang sebesar rupee 214,6 triliun pada tahun ini.
Kekurangan dana
Dalam enam bulan pertama tahun 2024, pemerintah mencatat defisit fiskal sebesar 0,34%, data yang disampaikan pada sidang menunjukkan pendapatan turun 6,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebagian besar disebabkan oleh penurunan penerimaan pajak.
Sri Muliani mengatakan perusahaan-perusahaan yang terkait dengan pertambangan mencari pengembalian pajak lebih awal karena mereka membutuhkan lebih banyak arus kas untuk memenuhi permintaan global yang lebih rendah.
Meskipun total penerimaan diperkirakan akan memenuhi target, penerimaan pajak diperkirakan akan turun 4 poin persentase dari target pemerintah sebesar Rp 2.218,4 triliun pada akhir tahun.
Namun hal ini tidak akan cukup untuk mengimbangi belanja yang lebih tinggi tahun ini, yang diperkirakan mencapai Rs 3.412,2 triliun, atau 2,6 poin persentase di atas target.
“Dengan ketidakpastian global saat ini, kami yakin seluruh program pemerintah dapat dilaksanakan pada semester kedua untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujarnya seraya menambahkan bahwa perekonomian diperkirakan akan tumbuh sebesar 5% hingga 5,2% pada tahun 2024.
Ketua komite Abdullah memperingatkan pemerintah akan risiko berkurangnya pendapatan pajak tahun ini dan menyarankan untuk menunda proyek-proyek yang berdampak kecil terhadap pertumbuhan ekonomi.
($1 = 16.265.0000 rupee)
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Kalbar gelar rapat penanganan karhutla
URTF menyediakan $2 juta untuk Proyek Ketahanan Iklim Nusantara
Menteri Pariwisata Sandhyaka Uno memberikan update mengenai proyek LRT Bali