Jakarta (Antara) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendesak pihak swasta untuk meningkatkan investasi di bidang antariksa melalui kemitraan publik-swasta untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan mengembangkan sektor antariksa di Indonesia.
“Karena pemerintah sudah mendanai penginderaan jauh untuk pemetaan,” kata Robertos Hero Triharjanto, Kepala Badan Riset Aeronautika dan Antariksa BRIN, saat konferensi pers Space20 di Jakarta, Kamis.
Ia mencontohkan, “Kami berupaya mengajak pihak swasta untuk berpartisipasi dengan memberikan wawasan bahwa penginderaan jauh sudah masuk ke ranah swasta.”
Dikatakannya, investor di bidang antariksa tidak hanya berasal dari dalam negeri tetapi juga bisa berasal dari tingkat regional dan internasional.
“Teknologi antariksa bukan lagi domain suatu negara, tetapi juga domain swasta, karena dampaknya tidak lagi hanya berdampak pada pertahanan dan keamanan, tetapi juga ekonomi,” jelasnya.
Salah satu manfaat yang diminati oleh para pelaku di sektor swasta antara lain pelacakan aset mereka, seperti informasi terbaru tentang lokasi pengiriman barang yang dapat dipantau melalui satelit.
Triharjanto menyatakan, mayoritas pendanaan kegiatan keantariksaan Indonesia untuk penginderaan jauh masih berasal dari dalam negeri.
Pasalnya, teknologi antariksa lebih banyak digunakan untuk layanan publik, seperti prakiraan titik api untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan, prakiraan panen, dan pemantauan cuaca.
Kedepannya, hasil penginderaan jauh dapat diolah lebih lanjut, karena hasil analisis data nilai tambah dapat memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan, terutama sektor swasta.
Hal ini mendorong sektor swasta untuk meningkatkan investasi di sektor antariksa.
Selain itu, Indonesia membuka peluang kerjasama dengan berbagai pihak untuk dapat mengembangkan dan memanfaatkan ruang secara optimal serta mendorong kemitraan yang lebih kuat antara negara berkembang dan negara maju.
“Kami menciptakan peluang bagaimana sektor industri dapat berinvestasi di Indonesia,” ujarnya.
Ia berharap Indonesia bisa menjadi pemain di bidang teknologi antariksa.
Untuk itu, Indonesia akan meningkatkan penguasaan teknologi antariksa untuk meningkatkan perekonomian rakyat, seperti menjelajahi lautan dan kemungkinannya secara lebih efektif.
Berita Terkait: EIG mengakuisisi 25% dari bisnis eksplorasi dan produksi global Repsol dalam kemitraan baru
Berita Terkait: Korea-Indonesia ICT and Content Business Partnership 2021 membuka peluang bisnis menarik untuk konten dan ICT Korea
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian