Batam, Kepulauan Riau (ANTARA) – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kepulauan Riau menargetkan penurunan angka stunting pada anak di Kepulauan Riau menjadi 10,2 persen pada 2024.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), pada tahun 2021, angka stunting di Kepulauan Riau adalah 17,6 persen, kata Rohina, kepala kantor perwakilan, Jumat.
“Tahun 2021 angkanya 17,6 persen. Kemudian tahun 2022 turun menjadi 2,7 persen, dan pada tahun 2023 harus turun lagi menjadi 2,7 persen. Jadi, tahun 2024, kami yakin angkanya akan menjadi 10,2 persen di Kepri. ,” jelasnya. .
PKKPN Kepri memiliki sejumlah rencana untuk mempercepat penurunan stunting di provinsi tersebut, termasuk memperkuat kerjasama dan memobilisasi pengambil kebijakan di daerah.
“Kemudian, BKKBN melakukan sosialisasi (informasi) untuk 1.000 hari pertama kehidupan. Jadi, kami membentuk kelompok dukungan keluarga di setiap desa,” katanya.
Sebelumnya, kata Rohina, anak-anak yang diduga stunting atau balita yang ciri-cirinya diketahui sejak lahir, yakni beratnya kurang dari 2,5 kilogram dan saat lahir berukuran kurang dari 48 sentimeter, kata Rohina.
Menurutnya, penting untuk memantau karakteristik tersebut, terutama untuk memberikan nutrisi yang cukup kepada anak.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mendesak pemerintah daerah melakukan upaya pengurangan dampak stunting melalui langkah-langkah seperti melengkapi fasilitas di layanan kesehatan primer.
“Pemerintah provinsi tolong prioritaskan poliklinik dan puskesmas yang terbengkalai dan periksa yang kekurangannya,” kata menteri.
Pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai dapat menyebabkan pertumbuhan anak yang terhambat, tambah Karnavian.
Berita Terkait: Pemerintah desa di Kepulauan Riau menyerukan pencegahan dini stunting
Berita Terkait: KKP mendistribusikan 4,7 ton ikan kepada penghuni dasar laut untuk mengurangi stunting
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi