JAKARTA (ANTARA) – Salah satu solusi untuk membendung politisasi masjid menjelang pemilihan umum 2024 adalah mewujudkan masjid yang ramah keberagaman, menurut Lembaga Riset dan Inovasi Nasional (PRIN).
“Menghadapi tahun politik, masjid yang pluralistik diperlukan sebagai solusi dari kemungkinan politisasi masjid,” kata Aji Sofanuddin, Kepala Pusat Penelitian Agama dan Keyakinan BRIN, dalam diskusi daring yang diakses di sini, Rabu.
Sofanuddin mendefinisikan politisasi masjid sebagai praktik penggunaan masjid sebagai media untuk mempromosikan agenda politik tertentu oleh kelompok atau individu politik.
Di tahun politik, masjid yang menghormati perbedaan, memupuk toleransi, dan menyatukan komunitas sangat penting untuk mengurangi konflik yang disebabkan oleh perbedaan politik, katanya.
“Tahun 2024 adalah tahun politik dimana politisasi akan merajalela, termasuk politisasi masjid,” ujarnya.
Kepala pusat penelitian mengatakan bahwa pemangku kepentingan terkait di masjid harus berkontribusi untuk menciptakan lingkungan masjid yang aman untuk menampung semua kelompok Muslim.
Dia mencatat bahwa sebelum pemilihan, calon presiden dan wakil presiden sering mengunjungi masjid, terutama masjid bersejarah dan masjid besar daerah, untuk mencoba menyelaraskan diri dengan para pemimpin dan penceramah Muslim.
“Ini salah satu faktor yang dapat menyebabkan politisasi masjid,” kata Sofanuddin.
Sementara itu, untuk mengatasi risiko politisasi tempat ibadah, Direktorat Bimas Islam Kementerian Agama mencanangkan Masjid sebagai Pelopor Moderasi Beragama (MPMB).
Program tersebut merupakan bentuk inovasi dalam pengelolaan masjid dan bertujuan untuk mewujudkan masjid yang profesional, moderat, dan berdaya.
Salah satu tujuan proyek ini adalah untuk mempromosikan tempat ibadah sebagai pusat konversi toleran beragama.
Berita terkait: Pesan perdamaian menjadi tema besar dalam khutbah Idul Fitri di Masjid Istiqlal
Berita terkait: IKN diharapkan menjadi kota kerukunan umat beragama yang inklusif: Menteri
Berita Terkait: Semua Agama Menjunjung Tinggi Martabat Manusia: Imam Besar Istiklal
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi