Pertukaran bantuan langsung adalah perubahan besar.
JAKARTA (ANTARA) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun ini akan memberikan bantuan tunai pendidikan (BOP) skala besar untuk menjalankan program serupa dengan satuan PAUD dan satuan pendidikan di daerah terpencil dan berpenghasilan rendah.
“Kita tidak boleh memberikan jumlah dana yang sama ke semua sekolah dan memberikan lebih banyak BOP bagi mereka yang membutuhkan bantuan,” kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim dalam konferensi pers virtual, Selasa.
Dia mengatakan banyak unit PAUD akan melihat peningkatan besar dalam BOP.
TK Negeri Pembina di Provinsi Rio akan meningkatkan BOP-nya sebesar 48 persen, termasuk TK Kasi Ibu di Provinsi Kalimantan Timur (60 persen) dan Unit PAUD Lubuk (100 persen) di Provinsi Papua.
Berita Terkait: RI mengangkat empat prioritas pendidikan dan budaya dalam kepresidenan G20
Sementara itu, tambahnya, rata-rata kenaikan anggaran untuk BOP satuan PAUD dan satuan pendidikan dengan program pemerataan di 270 kabupaten adalah sebesar 9,5 persen.
Menkeu mengatakan, bantuan ini akan ditransfer langsung ke rekening masing-masing departemen pendidikan oleh Kementerian Keuangan.
Dia berjanji, bantuan tahap pertama ini akan diterima oleh dinas pendidikan pada Maret 2022.
“Pertukaran bantuan langsung adalah perubahan besar. Saya berharap ini akan membuat proses lebih efisien,” katanya.
Sesuai dengan kebutuhan dinas pendidikan, asisten administrasi akan fleksibel, katanya.
“Pengelolaan keuangan menjadi lebih mandiri dan otonom. Kami berharap kepala masing-masing departemen pendidikan akan mengelolanya. Namun, kami akan menggunakan sistem pelaporan yang lebih transparan,” tambah McCarthy.
Berita Terkait: Secara mandiri memperkenalkan peningkatan pembelajaran saat pemimpin RI G20 menjabat
Ia juga mengatakan bahwa pada tahun 2022, perencanaan dan pelaporan Bantuan Kegiatan Sekolah (BOS) akan dilakukan dengan menggunakan Aplikasi Rencana Aksi dan Anggaran Sekolah (ARKAS) sebagai satu platform.
Sebelumnya, ia mencatat bahwa sistem pengelolaan anggaran sekolah berbeda dengan sistem pengelolaan keuangan pemerintah daerah.
Oleh karena itu, untuk memudahkan penyetelannya, ARKAS terintegrasi dengan Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD), sehingga pengelola sekolah harus memasukkan data ke dalam satu aplikasi, ujarnya.
Berita Terkait: Mentransfer bantuan keuangan langsung ke sekolah membuat birokrasi lebih mudah
Berita Terkait: Sekitar 3.100 siswa berpartisipasi dalam Proyek Bangit 2022: Kementerian
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi