JAKARTA (Reuters) – Deputi gubernur Indonesia mengatakan pada hari Senin bahwa bank sentral memperkirakan tingkat inflasi utama turun bulan ini menjadi 5,8 persen tahun-ke-tahun dan inflasi makanan turun di bawah 10 persen di tengah upaya pihak berwenang untuk mendukung pasokan makanan.
Inflasi tahunan di negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara pada bulan September mencapai level tertinggi dalam tujuh tahun sebesar 5,95 persen, dengan inflasi harga bahan pangan yang bergejolak pada 9,02 persen.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dodi Budi Waluyo juga mengingatkan bahwa bank sentral melihat risiko lanjutan dari kenaikan harga energi dan pangan global, terutama karena negara-negara Eropa bersiap untuk permintaan yang lebih tinggi selama musim dingin.
“Kami melihat potensi harga gas dan minyak yang lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang,” katanya, mencatat bahwa pasokan gandum mungkin juga menghadapi kendala lain karena perang di Ukraina.
Sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan perkiraan median dari 20 ekonom untuk inflasi pada bulan Oktober sebesar 5,99 persen.
Biro Sensus akan merilis data inflasi Oktober resmi pada Selasa pertama bulan November.
Ke depan, bank sentral melihat bahwa kedua inflasi dapat meningkat lebih lanjut dan peningkatannya mempengaruhi perekonomian, kata Dodi, yang berarti PDB dapat tumbuh kurang dari perkiraan tahun ini.
Dalam perkiraan terbarunya, BI mengatakan pertumbuhan PDB Indonesia pada 2022 akan condong ke batas atas 4,5 persen hingga 5,3 persen.
Doody menegaskan kembali komitmen IIB bahwa suku bunga hanya akan dinaikkan jika diperlukan dan bukan “untuk mengatasi inflasi yang seharusnya tidak ditangani melalui kebijakan suku bunga”.
“Yang kami takutkan adalah ekspektasi inflasi,” katanya. “…sebuah harapan adalah yang paling berbahaya jika kita tidak menanganinya dengan cepat.”
BI mengatakan pada pertemuan Agustus bahwa kenaikan suku bunga adalah untuk mencegah risiko inflasi inti yang lebih tinggi dan ekspektasi inflasi. Pada pertemuan terakhir, BI menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 4,75 persen.
BI akan mengadakan pertemuan kebijakan bulanan berikutnya pada 16-17 November.
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian