Bagikan artikelnya
Pecinta Bali terguncang oleh kenaikan harga di seluruh pulau.
Bali telah dianggap sebagai salah satu tujuan wisata paling terjangkau di dunia selama beberapa dekade, namun hal itu tampaknya berubah dengan cepat.
Dalam postingan yang dibagikan di grup Facebook Bali Bogans, halaman yang didedikasikan untuk pecinta Bali asal Australia, seorang traveler menceritakan pengalamannya membayar tagihan sehari kemudian. Klub Hari Rock Bar di Jimbaran.
Seorang turis Australia membagikan foto tagihannya untuk memperingatkan sesama pelancong agar menganggarkan anggaran untuk perjalanan mereka yang akan datang.
Postingan tersebut memicu perdebatan mengenai apakah Bali merupakan destinasi semurah yang diyakini para wisatawan.
Tanda terima menunjukkan bahwa turis tersebut dikenakan biaya Rp 240.000 (USD 15) untuk dua botol air berukuran 380ml.
Sebagai gambaran, air minum kemasan 1,5L di Indomaret atau Alfamart, atau bahkan di pinggir jalan, harganya bisa lebih dari Rp 30.000.
Begitu pula dengan resi yang mengenakan biaya Rp 120.000 untuk dua botol kecil bir pintong, biasanya Rp 30.000 di toko, dan Rp 50.000 di kafe. Harga ini sudah termasuk biaya layanan tambahan sebesar 10% dan sebelum pajak.
Secara keseluruhan, harga yang tertera pada tanda terima di Rock Bar setara dengan harga di klub pantai, resor, dan restoran serupa di selatan Bali.
Diskusi di bagian komentar merupakan segmen yang wajar. Sekitar setengahnya menyatakan kemarahannya atas kenaikan harga yang sangat tinggi, sementara yang lain melihatnya sebagai bagian dari kunjungan ke destinasi sibuk sebagai turis.
Wisatawan yang sering berkunjung ke Bali berkomentar bahwa beberapa klub pantai, bar, restoran dan kafe yang lebih besar telah menjadi 'perangkap turis' dimana para tamu dikenakan harga premium.
Bagi banyak wisatawan Australia, Bali telah lama menjadi tujuan liburan yang mudah diakses dan terjangkau. Namun hal ini tampaknya mulai berubah, atau setidaknya lebih sulit untuk dicapai.
Liburan hemat di Bali masih bisa dilakukan, yang diperlukan hanyalah sedikit pengeluaran dan pengeluaran besar-besaran.
Meningkatnya harga liburan di Bali, mulai dari kenaikan biaya akomodasi hingga kenaikan biaya makan, mendorong wisatawan untuk mencari tempat lain. Pada tahun 2023, Jepang menjadi tujuan wisata teratas wisatawan Australia, mengalahkan Bali sebagai tujuan wisata paling banyak diminati.
Anehnya, ini mungkin bukan Indonesia yang paling membingungkan.
Para pemimpin di Bali dan pejabat senior di pemerintah Indonesia berupaya untuk mempromosikan pariwisata kelas atas kepada wisatawan dengan pengeluaran tinggi.
Pada tahun 2023, wisatawan yang berperilaku buruk menjadi berita utama hampir setiap minggu, dan para pemimpin mengidentifikasi banyak dari individu tersebut sebagai wisatawan berkualitas rendah yang merusak pengalaman perjalanan mereka.
Oleh karena itu, pajak pariwisata baru akan diberlakukan pada 14 Februari. Wajib baru sebesar Rp 150,00 per orang ditetapkan untuk membantu pemerintah mendanai pelestarian dan konservasi budaya dan bentang alam Bali.
Namun, banyak wisatawan melihat hal ini sebagai kenaikan biaya liburan di pulau tersebut.
Pajak turis diberlakukan karena pengunjung internasional yang sering berkunjung ke Bali masih harus membayar visa 30 hari.
Sebelum pandemi, wisatawan Austria berhak mendapatkan perjalanan bebas visa ke Indonesia. Namun wisatawan dari 97 negara saat ini harus membayar Rp 500.000 untuk visa.
Artinya, mulai tanggal 14 Februari 2024, sebuah keluarga beranggotakan empat orang yang berlibur tahunan ke Bali akan membayar Rp 4.400.000 (USD 285) lebih mahal dibandingkan sebelum pandemi, sebelum memesan transfer, hotel, perjalanan sehari, dan makan; Harga semua ini meningkat.
Menteri Pariwisata Indonesia telah menyarankan agar perjalanan bebas visa dapat diberlakukan kembali, meskipun belum ada perubahan resmi yang diumumkan.
Wisatawan yang mencari pengalaman lebih hemat di Bali pada tahun 2024 memiliki beberapa hal yang perlu diingat.
Menjauh dari resor-resor yang sibuk dan berkembang pesat di selatan akan membuat Anda jauh lebih hemat biaya.
Aplikasi perjalanan seperti FirstTable sangat bagus untuk menemukan penawaran bersantap di restoran paling populer di pulau ini. Menggunakan transportasi umum seperti bus Trans Dewata dan antar-jemput gratis SMART @Ubud adalah cara kecil namun signifikan untuk menekan biaya saat berlibur.
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi