POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

ASIA/INDONESIA - Nahdlatul Ulama meluncurkan kembali misi intinya yang bersifat sosial, ekonomi dan budaya

ASIA/INDONESIA – Nahdlatul Ulama meluncurkan kembali misi intinya yang bersifat sosial, ekonomi dan budaya

ASIA/INDONESIA – Nahdlatul Ulama meluncurkan kembali misi intinya yang bersifat sosial, ekonomi dan budaya

Jakarta (Agenzia Fides) – “Nahdatul Ulama (NU) tetap menjadi pengawal NKRI dan Pancasila, dua tema besar program politik nasional kita,” kata pemimpin baru NU Yahya Chuliel Stakov yang terpilih sebagai Ketua Umum NU. presiden republik indonesia yang baru. Dewan Tertinggi kelompok pada Desember 2021, bersama dengan Muftah Al-Akhyar, yang ditunjuk sebagai pemimpin spiritual organisasi. NU, organisasi Muslim moderat terbesar di negara itu dengan lebih dari 92 juta anggota, memiliki benteng dan basis utama di Jawa, pulau terpadat di Indonesia. Pengamat mencatat bahwa Nahdlatul Ulama memiliki kepentingan strategis dalam melestarikan konsep negara sekuler dan mencegah pembentukan kelompok Islam ekstremis. Perhatian utama saya, kata Yahya Shaleel Saqef, “adalah untuk merevitalisasi misi inti Universitas Nil,” sebuah organisasi massa dengan mentalitas dan budaya yang hebat di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan di negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar. dunia (lebih dari 270 juta orang). “Pemimpin baru menjelaskan bahwa Universitas Nil memiliki setidaknya 540 kantor regional di seluruh negeri. Dalam pertemuan saya dengan perwakilan NU setempat, saya mengatakan kepada mereka bahwa kepemimpinan baru akan berusaha untuk tidak mendapatkan kekuatan politik atau tempat di pemerintahan, tetapi untuk merevitalisasi organisasi sebagai kekuatan sosial, ekonomi dan budaya. Populer.” Joss Yahya, sebagai NU mengadvokasi pengikutnya, dengan alasan bahwa “Perbedaan adalah hal yang baik, tidak perlu berdebat dengan kelompok Islam radikal tentang gaya hidup yang berbeda, pakaian putih, dst. Tetapi NU adalah dan akan menjadi pelindung bangsa, yang keduanya berasal dari negara kesatuan Republik dan Pancasila (“Piagam Lima Pokok” yang menjadi dasar Republik, red.) Ia menambahkan bahwa dalam kerangka bersama ini. , perbedaan tidak akan pernah menjadi masalah besar.Uskup Agung mengingatkan bahwa Gus Yahya secara pribadi memintanya untuk menemaninya selama kunjungannya ke Vatikan pada tahun 2019, dan pada pertemuannya dengan Paus Fransiskus dan dalam pertemuannya dengan Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixo, Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama., mencatat buah dari dialog, persahabatan dan hubungan baik yang telah terjalin dengan pemimpin Nahdlatul Ulama (MH-PA) (Agenzia Fides, 17/2/2022).


Ikut: