Parlemen Indonesia pada hari Selasa menyetujui Jenderal Agus Subianto, sekutu dekat Presiden Joko “Jokowi” Widodo, sebagai panglima militer yang baru, di tengah kritik bahwa pemimpin negara tersebut berusaha mempertahankan kekuasaan dengan menempatkan loyalis di posisi teratas.
Beberapa kelompok masyarakat sipil menyatakan keprihatinannya mengenai netralitas militer menjelang pemilu nasional pada bulan Februari 2024, dengan menyatakan bahwa Agus diangkat menjadi panglima angkatan bersenjata enam hari setelah diangkat menjadi panglima militer, dan menuduh bahwa peran sementaranya dimaksudkan untuk menghalangi sebuah permintaan. pos yang lebih tinggi.
“Kita harus mewaspadai politisasi TNI pada pemilu 2024. Nama Agus Subianto … berpotensi besar disalahgunakan oleh presiden dalam pemilu,” kata Muhammad Isnur, Ketua Yayasan Bantuan Hukum, kepada Benarnews.
Laksamana yang pensiun pada tanggal 26 November. Agus akan menggantikan Yudo Margono.
Panglima Angkatan Darat muncul sebagai satu-satunya kandidat dan dicalonkan oleh Jokowi pada tanggal 31 Oktober sebelum dikonfirmasi oleh anggota parlemen pada hari Selasa. Dia akan dilantik oleh Jokowi pada hari Rabu.
“Alhamdulillah hari ini DPR [House of Representatives] TNI telah menyetujui pemindahan Panglima Jenderal Agus Subianto,” kata Ketua DPR Buan Maharani.
Ke depan, Komite Keamanan Parlemen dengan suara bulat menyetujui pembentukan kelompok kerja khusus mengenai netralitas militer, yang menggarisbawahi pentingnya angkatan bersenjata yang netral secara politik selama periode kritis ini.
“Kami yakin TNI bisa menunjukkan netralitas sesuai dengan peran intinya. Dengan adanya pergantian komando, kami bertujuan untuk menjaga netralitas tersebut di musim politik mendatang,” kata Buan.
“Hal yang sama berlaku untuk seluruh aparat penegak hukum lainnya. Kami berkomitmen untuk menyelenggarakan pemilu yang damai, adil, dan jujur,” ujarnya.
Masyarakat Indonesia dijadwalkan melakukan pemungutan suara pada 14 Februari 2024.
Dorongan terhadap netralitas tidak hanya dilakukan oleh pihak militer, namun juga anggota DPR, khususnya anggota Partai Demokrasi Indonesia (PDI-P), yang menganjurkan pembentukan kelompok kerja untuk memantau netralitas polisi dan militer.
Agus berjanji akan memperkuat kerja sama dengan pihak kepolisian untuk menjaga keamanan selama masa pemilu.
“Kami sudah menginstruksikan Komisi 1 (Keamanan) bagaimana menjaga netralitas DNI. Termasuk menerbitkan buku panduan yang wajib dimiliki setiap prajurit, memberikan nasehat dan menekankan pentingnya buku tersebut bagi prajurit di semua pangkat,” kata Agus.
Agus memaparkan visinya untuk TNI Angkatan Darat yang terangkum dalam akronim “Prima” (Profesional, Responsif, Terintegrasi, Modern dan Adaptif).
Pencapaian tujuan-tujuan ini bergantung pada pelatihan komprehensif, sistem pelatihan berbasis prestasi, persenjataan berteknologi maju dan peningkatan kesejahteraan prajurit, tegasnya.
Mengenai pemilu tersebut, Juru Bicara Angkatan Darat Laksamana Muda. Julius Widjojono berupaya meyakinkan masyarakat bahwa TNI akan tegas menjunjung imparsialitasnya.
“TNI memiliki peraturan resmi untuk menjamin netralitas dan akan mengambil tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam politik praktis,” kata Julius dalam keterangannya kepada Benernews.
Masa kampanye dijadwalkan berlangsung mulai 28 November hingga 10 Februari 2024, dengan pemungutan suara dibuka empat hari kemudian.
Analis prihatin
Analis pertahanan dan keamanan Muhammad Haribin, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengatakan militer akan menghadapi tantangan yang lebih besar dalam menjaga keamanan menjelang pemilu. Ia mengatakan, hal itu merupakan ujian yang berarti bagi Agus.
“Dengan mundurnya Jokowi sebagai presiden dan putranya ikut serta dalam pemilu, kekhawatiran muncul mengenai bias terbuka atau implisit yang memihak beberapa kandidat,” kata Haribin kepada Benarnews.
Analis mencatat, Agus memiliki hubungan dengan Jokowi semasa menjabat Wali Kota Surakarta sebelum terpilih pertama kali sebagai presiden pada 2014.
Menyinggung catatan BRIN, Haribin mengatakan ada pola orang-orang dekat Jokowi ditempatkan pada posisi-posisi penting yang strategis. Dari panglima militer daerah saat ini, 26,6% mempunyai hubungan langsung dengan presiden.
“Meskipun gaya kepemimpinan berbeda-beda, isu netralitas adalah yang terpenting,” kata Haribin.
Analis Ray Rangudi bersama Pengawas Pemilu Lingar Madani menyoroti tantangan ke depan bagi Agus.
“Netralitas akan menjadi tugas yang sulit. Dia harus berhati-hati untuk tetap tenang dan pada saat yang sama tidak mengambil tindakan yang menguntungkan kandidat tertentu,” kata Ray kepada Benarnews.
Ghufron Mabruri, direktur kelompok hak asasi manusia Imparsial, mencatat bahwa penunjukan itu pasti terkait dengan kedekatan hubungan antara Jokowi dan Agus.
“Sudah sewajarnya masyarakat mempertanyakan apakah pemulihan hubungan ini berdampak pada netralitas TNI,” kata Gufron.
Ia mendesak Agus untuk mengatasi kekhawatiran ini dan membuktikan independensinya menjelang pemungutan suara.
“Jangan menyerang orang dan membalas dengan menanyakan mana buktinya,” ujarnya.
Pizarro Kosali Idrus di Jakarta berkontribusi pada laporan ini.
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi